Mungkin sebagian dari Anda sudah lupa dengan salah satu pemain tunggal puteri Indonesia yang berparas cantik ini. Ya, dialah Yuni Kartika si kampiun dalam mengolah lajunya shuttlecock di lapangan bulu tangkis. Saat masih bergabung dengan tim bulu tangkis Indonesia, Yuni masih berusia sekitar 20 tahunan. Pada era tahun 1990-an wajah dan kelincahan Yuni Kartika selalu ditunggu-tunggu para penggemar bulu tangkis di tanah air. Yuni Kartika pada tahun 1992 dengan tim Piala Uber Indonesia berhasil mencapai semi final, dan pada tahun 1994 akhirnya Yuni Kartika dan tim Piala Uber Indonesia berhasil memboyong piala supremasi bulu tangkis beregu puteri ini ke pangkuan Ibu Pertiwi
Sayangnya, pemain tunggal puteri ini harus menggantung raket pada tahun 1995 dengan alasan untuk studi lanjut. Selain menjadi tim ini Piala Uber, Yuni Kartika juga mengukir prestasi gemilang seperti juara pada tunggal puteri German Open, piala Bimantara, kejurnas dan meraih medali perak Asian Games 1994 pada bulu tangkis beregu puteri, serta sejumlah partai finalis pada beberapa kejuaraan bulu tangkis dunia.
Setelah sekian lama menghilang dari lapangan bulu tangkis untuk studi dan membina keluarga baru, Yuni Kartika wajahnya mulai tampil lagi melalui layar kaca, bukan lagi sebagai pemain bulu tangkis, melainkan sebagai komentator olahraga, tepatnya bulu tangkis dari sebuah stasiun televisi swasta Indonesia. Ibu dari tiga anak ini pada usia 40 tahunan dengan lugas memberikan catatan dan prediksi suatu pertandingan bulu tangkis yang disiarkan secara live.
Sebagai mantan pemain bulu tangkis aras dunia, Yuni Kartika memiliki latar belakang yang mantap sebagai komentator bulu tangkis, semua istilah pukulan maupun langkah yang dilakukan pemain disebutnya dengan tepat. Faktor ini memberikan nilai tambah untuk kepercayaan dirinya dalam mengulas setiap pertandingan.
Yuni Kartika juga memiliki intonasi suara yang jernih dan enak didengar, mungkin sebelum menjadi komentator bulu tangkis Yuni Kartika sempat mengambil kursus "announcing broadcast". Dalam ulasannya Yuni Kartika sering melakukan improvisasi agar ulasannya menarik, dengan memilih kata-kata yang mudah ditangkap dan dimengerti oleh penonton bulu tangkis yang menyaksikan melalui siaran pandangan mata televisi.
Prestasi Yuni Kartika sebagai komentator bulu tangkis memang belum setangguh komentator Sambas yang sering mampu menciptakan gimmick-gimmick pada saat memberikan komentar. Namun pengalaman Yuni Kartika sebagai pemain inti tim bulu tangkis nasional memberikan nilai tambah secara khusus, karena Yuni Kartika sangat menguasai olahraga yang dikomentarinya. Salam olahraga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H