Jujur saja, saya lebih menyukai memelihara anjing dibanding kucing. Anjing selama ini tergolong hewan yang paling setia. Di Jepang kita pernah mendengar kisah anjing Hachiko yang sangat setia. Namun kita belum pernah mendengar satu kisah pun tentang kesetiaan seekor kucing.
Namun karena saya sering ditugaskan ke luar kota, maka saya belum pernah berani memelihara seekor anjing pun meski saya sering bermain atau mengajak jalan-jalan anjing milik teman saya. Jalan-jalan mengelilingi danau buatan di kawasan The Breeze pada Minggu pagi bersama anjing sangat menyenangkan.
Tahun lalu pandemi menyerang dunia, saya jadi lebih sering di rumah karena Work From Home dan kawatir bepergian, jadi lebih banyak di rumah saja. Tiap hari baik siang atau malam setelah selesai makan, ada seekor kucing yang selalu menunggu dengan suara mengeongnya yang khas di depan pintu rumah.
Pertama-tama saya selalu membuang tulang ayam atau duri ikan di tempat sampah, karena kawatir bila sekali diberi makan kucing ini akan minta makan terus menerus. Tapi rupanya kucing ini tergolong bandel. Meski sisa makanan sudah di buang di tempat sampah dengan kepandaiannya kucing ini dapat mendorong tempat sampah hingga rebah dan kucing ini dapat mengais sisa makanan dengan mudah.
Melihat tekad dan kepandaiannya saya jadi berpikir, daripada tiap kali saya harus mengembalikan posisi tempat sampah ke posisi yang benar, lebih baik sisa makanan langsung saya berikan padanya.
Begitu sisa makanan langsung diberikan padanya kucing ini masih tampak takut dan malu-malu, hanya mengambil yang dapat dibawanya saja dan langsung berlari ke tempat persembunyiannya. Hal ini dilakukannya berulang-ulang hingga sisa makanan termakan habis olehnya.
Hari-hari berikutnya, kucing ini mulai timbul keberaniannya. Kucing mulai berani mendekatiku dan membiarkan kepala dan tubuhnya diusap. Lama kelamaan kucing ini mulai berani menggesek-gesekkan ekornya ke kakiku.
Kucing berwarna hitam putih ini saya suka karena tampak bersih, hal ini karena kucing rajin mandi dengan cara menjilati tubuhnya. Beda dengan anjing yang manja dan harus dimandikan.
Karena tiap hari kucing ini selalu menunggu di depan pintu tiap selesai makan siang dan makan malam, akhirnya saya putuskan untuk merawatnya. Mumpung saya lebih banyak di rumah, belum tahu nasib kucing ini bila pandemi berlalu dan saya harus pergi ke luar kota lagi. Tapi saya yakin karena dia kucing liar pasti dia dapat dengan mudah mencari makanan di tempat lain, bila saya tidak ada di rumah.
Di samping diberikan sisa makanan, kadang bila saya hanya menyantap salad yang tidak ada sisa tulang dan duri maka saya harus. menyediakan makanan kucing, dan kucing yang saya namai Kitty ini suka-suka saja dengan makanan yang diberikan padanya.