Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Hindari Jadi Bucin

Diperbarui: 13 Februari 2021   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta (sumber: depositphoto.com)

Ada satu istilah baru yang saya kenal, yaitu bucin. Ternyata singkatan dari budak cinta. Cinta adalah interaksi dua anak manusia beda jenis yang sudah ada sejak ribuan tahun silam. Hubungan sosial yang disebut cinta ini harus didasari hubungan yang baik yang bersifat timbal balik dan saling mengisi.

Hubungan cinta tidak boleh berdasarkan motivasi, misal tidak mau diguncingkan orang karena masih jomblo, ingin cepat kaya, ingin cepat terkenal atau perasaan sungkan karena sudah terlanjur dekat.

Hal-hal di atas dapat berakibat seseorang berusaha bertahan meski tidak pernah ada kecocokan inilah yang sekarang disebut dengan istilah bersedia menjadi budak cinta (bucin).

Seseorang disebut bucin bila hubungan cintanya tidak masuk logika dan hanya mengandalkan emosi serta tidak ada keseimbangan. Orang ini selalu berusaha mati-matian untuk menyenangkan pasangannya, bahkan hingga merendahkan dirinya sendiri hingga seolah-olah membiarkan harga dirinya dinjak oleh pasangannya.

Tanpa berniat menyombongkan diri, sebaiknya Anda harus memahami nilai yang ada pada diri Anda. Bila Anda sudah memahami nilai diri Anda, maka cobalah untuk menilai apakah pasangan Anda serasi berpasangan dengan Anda. Yang terbaik adalah agar kedua pasangan bisa saling memberikan nilai tambah.

Seseorang yang disebut bucin seringkali tidak menghargai dirinya sendiri. Dan pasangan yang baik hendaknya mampu mengenal dan menghargai  diri Anda. Tidak pernah sekalipun merendahkan harga diri pasangannya. 

Hubungan cinta yang baik harus bertumbuh bersama dan saling mengisi, menambal kekurangan masing-masing pihak.

Anda harus mampu menghargai diri sendiri, dan bila merasa mulai terjerumus ke arah bucin, harus segera menghentikan hubungan yang kurang baik itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline