Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Muhibah ke Negeri Jiran: Brunei

Diperbarui: 7 Februari 2021   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhibah ke Brunei (dok : Taufik)

Brunei Darussalam memang tidak tergolong destinasi favorit. Jarang biro perjalanan yang menawarkan paket wisata ke Brunei. Sebagai negara jiran yang terletak di pulau Kalimantan seperti halnya Malaysia Timur (Serawak dan Kuching), Brunei cukup mudah didatangi sendiri dengan naik pesawat Royal Brunei atau dengan naik bis Damri rute Pontianak-Kuching-Brunei.

Taufik salah seorang Kompasianer yang memiliki hobi berpetualang telah menerbitkan sebuah buku dengan judul "Naik Bus Damri ke Sekolah Cina" yang memiliki ISBN 9786236 891087. Buku ini diterbitkan oleh YPTD dan dapat dibeli langsung pada penulisnya.

Bagi Anda yang senang berpetualang, Brunei merupakan sebuah negara yang indah, yang dibangun saat harga minyak masih mahal, sehingga Anda dapat nenjumpai hotel bintang tujuh yang sangat mewah. Buku ini dapat membantu Anda sebagai panduan berpetualang ke Brunei tanpa bantuan pemandu wisata.

Untuk masuk ke Brunei, Anda harus menyiapkan uang tunjuk. Saat tahun 1997 nominal yang diminta sekitar 1 juta Rupiah, mungkin sekarang nominalnya sudah naik. Agar uang yang Anda bawa tidak terlalu tebal, Anda dapat membawa US dollar.

Anda tidak perlu kawatir mengenai bahasa untuk komunikasi di Brunei. Saat naik bis, sopir dan kernet kebanyakan orang asal pulau Jawa yang selalu menggunakan bahasa Jawa. Jangan kaget bila Anda disapa awda (singkatan dari awang datang). Lalu lintas lancar dan jalanan cukup sepi, meski hampir tiap keluarga nemiliki 1-2 mobil atau istilah di Brunei kereta. Mall juga sepi tidak seramai di Indonesia, karena penduduk di Brunei tidak terlalu padat.

Saat jalan-jalan di pusat kota Brunei, Anda akan melihat tugu bola emas dan angka 7 yang dibangun untuk memperingati ulang tahun pangeran.

Transportasi di Brunei selain bis, Anda bisa menggunakan perahu motor, karena terdapat sungai yang membelah kota. Nama Hassana Bolkiah terdapat dimana-mana, mulai dari mata uang, masjid, jalan tol hingga bioskop.

Apa kuliner khas Brunei? Ambuyat adalah makanan khas Brunei. Disantap dengan dengan alat dari bambu yang disebut candas. Bentuknya seperti papeda di Maluku atau Papua. Di Brunei jangan ragu menyantap Hong Kong dimsum karena dijamin halal. Ada lagi nasi katok, yakni nasi campur ayam khas Brunei. Untuk buah hampir sama dengan Indonesia, tapi yang terkenal di Brunei adalah rambutan.

Yang membuat kurang nyaman saat tinggal di Brunei, warga Brunei mengenal orang Indonesia sebagai pencuri, padahal mereka tidak berprasangka pada orang Melayu, Tionghoa atau India.
Buku setebal 288 halaman ini sudah dicetak dan dapat Anda pesan ke penulisnya, karena tidak dipasarkan melalui toko buku.
Selamat membaca, semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline