Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Aku, Imlek, dan Angpau

Diperbarui: 7 Februari 2021   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angpau (tribunnews.com)

Angpau atau angpao adalah dialek bahasa Hokkian yang artinya amplop merah. Warna merah menurut tradisi Tiongkok melambangkan kegembiraan dan keberuntungan. Angpau selain dibagikan dari orang dewasa.kepada anak-anak khususnya yang masih belum menikah dan dari anak yang sudah mapan kepada orang tuanya yang sudah tidak bekerja lagi. Menurut tradisi Tionghoa orang yang sudah menikah atau berkeluarga dianggap sudah dewasa dan sudah mapan.

Angpau juga dibagikan pada upacara perkawinan, ulang tahun, memasuki rumah baru maupun pada pesta-pesta lain.

Bagi mereka yang belum menikah tapi ingin membagikan rejeki, diperbolehkan juga, namun tidak boleh menggunakan amplop merah.

Angpau lazimnya diisi uang tunai, meski pada era digital ini kadang boleh digantikan oleh e-money seperti kartu Flash itulah sebabnya bank sering menerbitkan disain e-money dengan nuansa Imlek.

Untuk memasukkan uang pada angpau juga ada aturannya, untuk suasana gembira hendaknya nominal genap, karena nominal ganjil lazimnya untuk suasana duka. Hindari angka empat, karena pengucapannya 'shi' yang artinya mati yang dianggap kurang beruntung. 

Jadi, jangan memberikan uang sejumlah 400.000, misal dengan delapan uang nominal 50.000 Rupiah. Sebaiknya, memberikan nominal 380.000 yang tidak mengandung angka empat. 

Pemberian dengan jumlah lembar empat juga perlu dihindari, misal 4 lembar nominal 100 ribu Rupiah. Disarankan memasukkan uang dengan kelipatan delapan, misal 800.000, tapi jangan 8 x 50.000 karena ada unsur empatnya.

Pemberian angpau ini sama halnya dengan pemberian hadiah kepada anak-anak pada pergantian  tahun yang dikenal dengan istilah 'Ya sui' pada dinasti Ming dan Qing.

Pemberian angpau berisi uang ini baru dimulai pada dinasti Song saat uang kertas mulai dikenal di Tiongkok.

Angpau tidak dinilai besar kecilnya, semua terserah kerelaan dan keiklasan yang memberi.

Sebelum orang dewasa membagikan angpau, lazimnya anak-anak menghaturkan pai atau soja sebagai tanda penghormatan. Cara soja yang benar adalah 'Yang' memeluk 'Yin' atau tangan kanan dikepal dan ditutup oleh tangan kiri. Ke dua ibu jari berdiri lurus dan saling menempel. Hal ini karena tangan kanan lazimnya untuk nemukul, jadi harus ditutup oleh tangan kiri. Namun ada versi soja yang lain, yakni jari tangan kanan dan kiri ditangkupkan sehingga membentuk delapan kebajikan, sedangkan ke dua ibu jari melambangkan ayah dan ibu (orang tua) yang secara filsafat artinya manusia wajib melaksanakan delapan kebajikan sekaligus menaruh hormat pada ke dua orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline