Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Mau "Lockdown" Seperti Apa?

Diperbarui: 9 Januari 2021   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lockdown (sumber: kompas.com)

Presiden RI Joko Widodo pada salah satu kesempatan rapat Kabinet menyatakan tetap memilih tidak lockdown. Pengertian lockdown di tiap negara atau wilayah juga tidak sama.

Di Wuhan, lockdown diterapkan warga tidak boleh keluar rumah atau bepergian dengan alasan apapun, sedang di Italia dan Perancis lockdown warga masih boleh keluar rumah untuk belanja kebutuhan sehari-hari atau  ke apotek. Brisbane, Australua baru kemsrin menerapkan lockdown selama tiga hari, gara-gara ada warga yang baru kembali dari Inggris menularkan virus kepada sembilan temannya. Aturan lockdown di Brisbane warga masih boleh ke luar rumah dengan pengecualian untuk belanja kebutuhan pokok, olahraga, kerja atau sekolah dan menolong warga yang sakit, dengan syarat ke luar rumah maksimum 2 orang dan memakai masker.

Pemerintah Indonesia lebih memilih karantina wilayah dengan istilah PSBB secsra ketat. PSBB yang akan diterapkan di Jawa-Bali dari tanggal 11-25 Januari 2021 dengan pembatasan kantor beroperasi 25% WFO dan 75% WFH, belajar mengajar daring, mall dan pasar harus tutup jam 19.00 WIB, makan dine-in kapasitas maksimum 25%, pekerjaan konstruksi dengan prokes ketat, pembatasan transportasi, pembatasan tempat ibadah 50%, fasum dan kegiatan sosbud ditiadakan dan warga disarankan tidak keluar rumah atau bepergian  bila tidak penting sekali. Bila terpaksa harus keluar rumah harus menerapkan protokol kesehatan secara disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).

Selain itu Pemerintah melalui Pemprov, Pemkab dan Pemkot akan menegakkan disiplin protokol kesehatan lebih ketat. Tentu disertai sangsi hukum bagi warga yang melanggar.

Sebaiknya Indonesia tidak perlu lockdown karena ada dua dampak besar yakni dampak psikologis dan ekonomi. Dampak psikologis dapat menimbulkan kejenuhan dan euforia. Sedangkan dampak ekonomi dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi karena Indonesia masih banyak pekerja harian yang harus bekerja tiap hari agar mendapatkan penghasilan guna menghidupi keluarganya.

Ketatkan terus disiplin protokol kesehatan, semoga laju pertumbuhan korban Covid-19 dapat diturunkan, karena rumah sakit sudah penuh. Lebih baik di rumah saja ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline