Vanya Park? Wah lokasinya saya belum pernah ke sana, tetapi karena terletak di BSD City pasti mudah dicari. Saya ke BSD City biasanya ke Aeon Mall atau ICE Convention Centre.
Begitu saya memasuki Bosseller cafe sebuah hamparan danau yang luas membuat terpana. Pemandangan atau view begitu indah dengan jogging track untuk olahraga lari dan jalan sehat.
Sebelum menemukan lokasi Bosseller cafe, saya sempat melihat rumah indekost yang besar. Ditaksir dapat dihuni sekitar 1.500 mahasiswa. Memang kawasan BSD City ini sekarang banyak kampus seperti Prasetya Mulia dan Atmajaya.
Bosseller cafe ini letaknya di Vanya Lakeside G8 No.2 BSD City, Tangerang. Buka tiap hari dari jam 10.00 - 20.00 WIB (kecuali hari Selasa libur), dan weekend buka lebih awal dari 08.00-20.00 WIB.
Cafe ini memiliki konsep rumah makan yang bersih dan terang dengan dapur terbuka di bagian depan. Terdapat deretan empat meja bulat dengan dua kursi rotan di kiri-kanan untuk bagian indoor. Sedang indoor disediakan dua meja yang langsung menghadap ke arah danau. Selama masa pandemi, ruangan cafe selalu disemprot dengan desinfektans untuk membunuh virus.
Saya senang melihat suasana yang bersih dan terang, di dinding hanya ada gambar pohon hijau dan di kaca terdapat beberapa tulisan motivasi. Di dinding tertempel produk Bosseller selaku importir bagi para reseller. Lantai satu digunakan untuk kantor Bosseller Trading sedangkan lantai dasar untuk rumah makan. Rumah makan ini karena konsepnya terbuka hanya didukung satu AC dan kipas angin untuk menyejukkan ruangan.
Setelah mencicipi sajian Bosseller cafe berupa nasi goreng Bosseller, nasi goreng Hong Kong, Mie Rebus, Chicken Teriyaki dan Beef Teriyaki kami sempat berbincang dengan Hendra Njoo pengusaha kuliner Bosseller Cafe ini.
Rasa sajian yang diolah oleh chef Rifky cukup lezat, porsinya mengenyangkan disajikan dengan piring berbentuk pan. Rasanya pasti enak, karena terbukti semua sajian habis disantap oleh enam teman yang datang.
Hendra Njoo dalam penjelasannya pada awalnya hanya memiliki bisnis impor untuk para reseller. Kantornya hanya menempati lantai 1. Karena lantai dasar kosong maka timbul ide membuka rumah makan. Sebenarnya mau dinamakan warung namun karena tetangganya sudah menggunakan istilah warung, maka Hendra memutuskan menggunakan istilah cafe.
Ide membuka cafe ini terbersit karena melihat pangsa pasar mahasiswa yang cukup besar. Lalu memikirkan menu yang cocok untuk kalangan mahasiswa. Makanan harus enak dan harga terjangkau serta mengenyangkan. Harga makanan berat dipatok antara Rp. 22.000-30.000,- dan masih ditambah 11 menu camilan seperti roti bakar dan cireng serta lainnya.