Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Mengapa Tidak Boleh Masuk Kerja, Padahal Hasil Swab PCR Negatif

Diperbarui: 19 Desember 2020   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Swab PCR (sumber: m.mediaindonesia.com)

Swab PCR dikenal sebagai dasar diagnosis seseorang telah terpapar Covid-19 atau tidak. Karena swab PCR mendeteksi langsung genus Betacorona. Swab PCR dilakukan dengan cara mengusap hidung guna mendeteksi virus Corona.

Swab PCR mendeteksi berdasarkan kecepatan putaran untuk nenemukan banyak sedikitnya jumlah virus, satuannya disebut Cycle Threshold. Bila Cycke Threshold kurang dari 40 dinyatakan positif.
Makin cepat putaran mendeteksi virus, artinya jumlah virus banyak, sebaliknya makin lama putaran mendeteksi virus artinya jumlah virus sedikit.
Hasil rapid test Antibodi maupun rapid test Antigen dianggap kurang tepat untuk mendiagnosis penderita Covid-19. Guna memberikan penjelasan kepada masyarakat awam, dapat dijelaskan sebagai berikut.

Bila seseorang yang telah terpapar Covid-19 dilakukan dua test.
1. Rapid test Antibodi non reaktif, PCR positif

Hal ini dapat terjadi karena belum terbentuknya kekebalan pada hidung dan mulut.

2. Rapid test reaktif, PCR positif

Kondisi ini terjadi pada pasien yang sedang terpapar Covid-19 secara akut dan sangat berpotensi menularkan. Karena pada hidung sudah terbentuk kekebalan.

3. Rapid test Antibodi reaktif, PCR negatif

Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang pada proses penyembuhan. Virus pada hidung sudah hilang namun kekebalan masih terbentuk. Hal ini banyak dialami karyawan yang sudah senang bisa masuk kerja lagi karena swab PCR negatif, namun tercekal oleh HRD akibat penerapan rapid test Antibodi yang dinyatakan reaktif. Dianjurkan setelah  swab PCR negatif beristirahat 3-7 hari dulu agar kekebalan hilang sehingga saat dilakukan rapid test Antibodi hasilnya bisa non reaktif.

Membahas tentang obat efektif untuk melawan Covid-19 adalah terapi plasna. Terapi plasma ini memasukkan plasma darah yang sudah memiliki kekebalan pada Covid-19. Terapi ini sama halnya dengan pengobatan tetanus dengan serum anti tetanus yang akan menumpas kuman tetanus atau serum bisa ular untuk mremusnahkan racun ular.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline