Ada sebuah peristiwa yang menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang. Seorang perempuan pendaki gunung melihat seekor ular yang terbakar akibat kebakaran hutan di lereng gunung. Pendaki gunung itu tanpa berpikir panjang segera menolong mengeluarkan ular dari kepungan api.
Saat perempuan pendaki gunung itu memegang ular tersebut, tiba-tiba ular itu menggigitnya yang berakibat tangannya berdarah dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Perempuan itu kemudian melepaskan ular tersebut, dan sang ular kembali berada dalam kepungan api.
Namun perempuan itu tidak segera meninggalkan sang ular. Setelah membebat tangannya agar tidak mengeluarkan terlalu banyak darah, mata perempuan itu berputar melihat sekeliling dan mencari sesuatu.
Tiba-tiba ia membungkuk dan memungut sebuah patahan kayu yang cukup panjang dan kuat. Lalu perempuan pendaki gunung itu memanfaatkan kayu itu untuk mengeluarkan sang ular dari kepungan api dan selamatlah sang ular.
Teman perempuan itu mendekatinya dan bertanya "Mengapa kau tolong ular yang telah menggigitmu ?"
Dengan santai perempuan itu nenjawab "Ular memiliki sifat suka menggigit apalagi saat dia sedang dalam bahaya. Saya yang ceroboh karena menolong ular tanpa alat sehingga terkena gigitan. Sedangkan saya memiliki sifat senang menolong."
Dari kisah diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa jangan ingin mengubah sifat Anda hanya disebabkan ada orang yang membenci atau telah berbuat kejahatan pada Anda.
Janganlah mengubah karaktermu yang baik, hanya disebabkan kejahatan yang dilakukan mahluk atau orang lain. Teruslah untuk belajar untuk mempertahankan karakter asli Anda.
Jadilah seorang yang bijak saat kebaikan Anda dinilai salah atau tidak dibalas dengan kebaikan, namun Anda harus tetap mempertahankan karakter asli Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H