Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Belajar Cara Melawan Covid-19 dari Austria

Diperbarui: 26 September 2020   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dubes RI Austria (sumber: twitter.com)

Hari ini Sabtu 26 September 2020 komunitas traveler Kompasiana kembali menyelenggarakan webinar melalui laman Zoom. Nara sumber kali ini adalah Dr. Darmansyah Djumala Dubes RI untuk Austria dan Slovenia. Sebelum menjadi Dubes RI untuk Austria dan Slovenia, Darmansyah pernah menjadi Kepala Sekretariat Presiden RI, staf ekonomi di Kedubes RI di Jepang, Dubes RI untuk United Nations dan Dubes Finlandia. Darmansyah berasal dari Sumatera Selatan dan memperoleh gelar S2 dari Webster University, USA.

Pada webinar sore ini, Darmansyah memaparkan kebijakan Pemerintah Austria menangani Covid-19 agar dapat dicontoh oleh Pemerintah Indonesia tentunya yang dapat diaplikasikan di Indonesia.

Pemerintah Austria menerapkan kebijakan untuk menangani Covid-19 secara longgar-ketat sesuai dengan kasus yang terjadi. Kebijakan dapat dibagi dua yakni gelombang pertama 25 Februari 2020 dan gelombang kedua September 2020.

Pada gelombang pertama pertama kali ditemukan dua kasus lalu berkembang menjadi 1.000 kasus pada 15 Maret 2020, sehingga Pemerintah Austria menerapkan lockdown. Meski menimbulkan pro-kontra di masyarakat.

Ternyata lockdown total mengganggu perekonomian masyarakat yang didominasi oleh UMKM. Agar perekonomian bangkit mska diterapkan partial lockdown.

Hanya yang red zone yang total lockdown, akibatnya hingga 27 Maret 2020 total korban mencapai 1.000 orang. Bulan April 2020 menurun menjadi 100 kasus per hari sehingga mulai dilakukan pelonggaran.

Karena penduduk Austria hanya 8 juta orang, meski rumah sakit banyak, namun kekurangan nakes sehingga harus mengimpor dari Eropa Timur (Bulgaria dan Rumania)..

Pada gelombang pertama semua penerbangan ditutup, toko ditutup dan dilarang orang berkumpul serta merubah Gedung Pameran menjadi pusat perawatan Covid-19.

Setelah dilonggarkan, terjadi euforia di masyarakat yang langsung berani keluar rumah sehingga pada 1 Juli hingga 11 Septemberc 2020 meningkat menjadi 500 kasus per hari.

Saat kasus meningkat, kebijakan diperketat lagi. Jadi, sistemnya ketat-longgar yang dianalisa per dua minggu. Mulai bulan September 2020 disebut sebagai penanganan gelombang ke dua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline