Pernahkah Anda tersesat dalam perjalanan berkendara meski sudah menggunakan GPS? Saya pernah berkendara dan malah tersesat gara-gara mengikuti petunjuk yang diarahkan oleh GPS.
Sebagus-bagusnya sebuah GPS yang Anda pakai, kadang dapat menunjukkan arah yang salah. Demikian pula dengan kehidupan Anda, bila Anda mengikuti perasaan Anda, bisa saja Anda akan tersesat karena perasaan Anda tidak selalu benar.
Budaya post modernisme menganjurkan Anda untuk mengikuti perasaan hati Anda. "Follow your heart", maksudnya ikutilah perasaan hati Anda, bertindaklah sesuai dengan perasaan Anda karena Anda akan mencapai kebahagiaan.
Tetapi nanti dulu, waspadalah, perasaan hati Anda juga tidak selalu benar. Apalagi suasana hati Anda selalu berubah-ubah. Kadang karena pujian, kritikan, berita yang menyesatkan atau yang sekarang dikenal dengan istilah hoax dapat mengubah perasaaan hati Anda.
Anda dapat berhenti bekerja, hanya karena perasaan jenuh, atau karena merasa difitnah teman sekantor atau Anda bisa melupakan isteri tercinta gara-gara berpindah hati ke wanita lain yang baru Anda kenal pada sebuah pesta.
Sama halnya dengan Anda yang malas berdoa atau mengikuti upacara keagamaan, gara-gara doa Anda jarang dikabulkan, sehingga Anda merasa Tuhan tidak mengasihi Anda.
Salah besar bila Anda hanya mengikuti perasaan hati Anda saja. Anda harus belajar tentang kehidupan di luar perasaan Anda. Dan melakukan hal-hal yang benar, bahkan bila perasaan hati Anda mengatakan salah.
Belajarlah untuk menguasai perasaan Anda, dan berusaha mengarahkan kepada hal-hal yang benar.
Ikutilah nilai-nilai Anda, jangan mengikuti keinginan berdasarkan perasaan hati Anda karena perasaaan hati Anda tidak selalu benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H