Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Belajar dari Keruntuhan Nokia

Diperbarui: 23 Juni 2020   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perubahan (sumber: www.travelweek.ca)

Siapapun yang mempelajari bisnis akan sangat paham betapa luar biasanya kehebatan Nokia dimasa jayanya. Nokia muncul sebagai unggulan di bidang tekekomunikasi dan tak seorangpun yang akan meramalkan begitu cepatnya Nokia terlibas oleh perubahan (change) dalam bisnis. 

ÑKaryawan di lini paling bawah juga hanya perlu bekerja seteliti mungkin bak robot, yang penting hasilnya sesuai dengan target boss. Semua tanggung jawab, pemikiran inovasi menjadi beban pucuk pimpinan yang harus bersusah payah menentukan tujuan visi dan misi perusahaan.

Saat pucuk pimpinan terlena dengan bisnisnya yang sudah berada di titik puncak, merekapun lupa berinovasi karena tidak ada manager maupun karyawan yang berani mengingatkan picuk pimpinan akan adanya bahaya.

Dan ternyata benar, bahaya datang dari negeri Timur atau tepatnya Korea Selatan. Samsung yang mengembangkan teknologi android berhasil menyalib keperkasaaan Nokia.

Pucuk pimpinan Nokia baru sadar saat pasar Nokia turun terus dari tahun ke tahun. Tidak adanya usulan inovasi dari bawah berakibat perusahaan ini terpaku pada budayanya yang otoriter dan kaku.

Bila sekarang Anda berada di pucuk pimpinan sebuah perusahaan, apakah Anda akan mencontoh kegagalan Nokia dengan budaya otoriternya atau merombak budaya perusahan ke bentuk manajemen partisipatif.

Pada budaya manajemen partisipatif, tiap individu karyawan diberikan kebebasan untuk menyalurkan ide-ide gilanya, inovasi paling irasional, asalkan dapat dipresentasikan secara nyata dan bertanggung jawab dapat diterima sebagai masukan oleh pucuk pimpinan.

Pandai-pandailah mengarahkan budaya perusahaan bila Anda tidak mau kandas seperti kasus Nokia. Selamat memasuki era kreatif dan selamat berinovasi. Sudah bukan saatnya budaya perusahaan hanya ditentukan oleh hasil pemikiran sekelompok kecil team di pucuk pimpinan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline