Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Mengenal Lebih Jauh Film Animasi Nasional "Battle of Surabaya"

Diperbarui: 16 September 2019   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Battle of Surabaya (dokpri)

Atas undangan Sinar Mas Land, hari Sabtu 14 September 2019 saya mendapat kesempatan menonton film animasi produksi anak bangsa berjudul "Battle of Surabaya" dalam kegiatan nobar bersama siswa SMP Andersen School dan SMPN11. Kegiatan nobar film animasi nasional ini sehubungan peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke 74. Program nobar film animasi nasional ini merupakan salah satu kegiatan dalam program besar SatuBSD.

Sebagai pengamat film, saya merasa kecolongan, karena tidak mengetahui ketika film ini tayang di bioskop-bioskop kelompok 21 di Indonesia. Film ini diputar resmi pada 20 Agustus 2015. Dan hanya sanggup meraih 200.000 penonton, karena salah strategi pemasarannya.

Sangat disayangkan film yang digarap dengan apik baik dari segi alur cerita maupun gerak animasinya, namun kurang sukses di pasaran perfilman. Boleh disebutkan, kita sedang menonton film Anime 2D (buatan Jepang) dengan rasa Indonesia.

Nobar bersama Andersen School & SMPN11 (dokpri)

Sinopsis

Film yang mengadopsi sejarah pertempuran di kota Surabaya ini sekitar 10 November 1945 ini, menggabungkan tokoh fiktif dan tokoh-tokoh dalam sejarah.

Adalah Musa, seorang anak dari keluarga miskin yang tinggal dengan ibunya yang sakit-sakitan harus bekerja sebagai tukang semir sepatu. Musa juga sering mendapat upah bila membantu berkirim surat untuk Kapten Yoshimura seorang tentara Jepang yang baik hati. Kebaikan Yoshimura membuatnya akrab dengan Musa.

Karena keganasan perang, suatu hari ibu Musa meninggal akibat kebakaran hebat yang melanda desanya. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, si ibu sempat berpesan agar Musa jangan memiliki dendam pada siapapun.

Musa seperti halnya anak-anak kecil lainnya direkrut untuk menjadi kurir bagi perjuangan arek-arek Suroboyo dan TKR, agar tidak terlalu dicurigai oleh pasukan Belanda yang masuk kembali ke Indonesia dengan membonceng tentara Sekutu.

Dalam petualangannya, Musa sempat bertemu dan jatuh cinta pada seorang gadis yatim piatu, Yumna. Yumna adalah anak dari keluarga miskin yang bekerja pada keluarga Belanda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline