Bila suami isteri dikatakan sebagai belahan jiwa, maka saudara kandung justru tidak dapat dibelah, karena mereka berasal dari benih yang sama, darah yang sama dan dikandung dalam rahim yang sama. Itulah sebabnya di dalam duni kesehatan bila memerlukan bantuan donor baik darah, sumsum atau bantuan lainnya, selalu diminta kepada saudara kandung. Hal ini disebabkan pada saudara kandung terdapat unsur yang sama dan kecocokan untuk dapat saling ditransfusikan. Hubungan antara orang tua dan anak saja, hanya memenuhi unsur 30% kesamaan.
Itulah sebabnya tiap orangtua senantiasa berpesan kepada anak-anaknya agar selalu hidup rukun dengan saudara kandungnya. Hal ini sudah tampak pada kehidupan sehari-hari saat seorang kakak membela adiknya bila melihat adiknya diganggu oleh teman-temannya, dalam hal ini kakak berfungsi sebagai pelindung bagi adiknya.
Karenanya sudah sepatutnya saudara kandung setelah dewasa dapat saling mengingatkan, saling membantu dan selalu saling mengunjungi bila berdomisili di tempat berjauhan.
Saat salah seorang saudara terpuruk, saudara kandung yang pasti yang pertama kali akan membantu saudaranya ketimbang orang-orang lain.
Ketika salah seorang saudara muncul sebagai orang hebat penuh prestasi, tentu saudaramu juga akan berbangga dan mengatakan kepada semua orang, dia adalah saudaraku.
Hubungan antara saudara itu sangat unik, berbeda dengan persahabatan yang bisa saja suatu hari akan berakhir, meski saudara kandung saling bermusuhan hebat, keduanya tetap berstatus saudara.
Namun hal ini asal jangan disalahgunakan, membanggakan salah satu saudara yang sukses, bukannya malahan menjadi parasit sehingga akan mengganggu atau menurunkan citra saudara yang sukses. Atau, seorang saudara yang sukses bila membantu saudaranya yang tertinggal juga harus membantu dengan tulus, sebaliknya saudara yang dbantu juga harus menunjukkan loyalitas yang tinggi, jangan mentang-mentang karena masih saudara, lalu bekerja asal-asalan, sehingga memperburuk citra saudaranya sendiri.
Kehidupan saudara kandung sering kali berantakan akibat pengaruh lingkungannya, bisa dari suami/isteri setelah mereka berkeluarga, teman-teman atau tetangga yang kadang kala dapat memberikan pengaruh buruk sehingga antar saudara kandung bisa tidak akur bahkan sampai bermusuhan. Padahal hal ini tidak boleh terjadi, karena mereka dilahirkan oleh orang tua yang sama, dibesarkan oleh ayah ibu yang sama, makan dengan lauk yang sama, bahkan ekstreemnya, pada keluarga yang sangat prihatin, bila hanya memiliki satu telur, harus dibagi rata kepada semua anak-anaknya.
Pada beberapa suku di Indonesia, bila seorang ayah atau ibu pulang dari kondangan dan membawa bingkisan untuk keluarganya di rumah, anak-anak makan bersama dalam kotak atau rantang yang sama.