Presiden Joko Widodo sudah sepantasnya mendapat gelar Presiden yang paling sabar. Sejak menjadi paslon pada pilpres 2014 hingga pencalonan yang ke dua, terus menerus dibombardir dengan isu hoaks terus menerus, guna menurunkan elektabilitasnya.
Yang paling berat adalah hoaks yang menyatakan bahwa Jokowi bukan beragama Islam, haram memilih Jokowi, anti Islam, kriminalisasi ulama, melarang ustad berceramah, menutup pesantren dan melarang azan.
Agar masyarakat Indonesia tidak termakan oleh gencarnya penyampaian hoaks baik melalui sosial media, kunjungan door to door dari relawan militan lawan politik hingga penyampaian hoaks melalui sarana khotbah di masjid, perlu kiranya masyarakat dibekali cara menangkal hoaks.
1. Jokowi bukan beragama Islam
Ini hoaks, karena Jokowi adalah seorang penganut Islam yang sholeh, taat menjalankan sholat lima waktu, gemar ber puasa termasuk puasa sunnah Senin-Kamis, membantu pembangunan masjid, selalu ber kurban saat Idul Adha dan sanggup menjadi imam pada sholat berjamaah. Jokowi dilahirkan dari orang tua yang beragama Islam dan keluarganya juga menganut agama Islam.
Pada kegiatan kenegaraan, Jokowi senantiasa melakukan rehat saat suara azan sudah mengumandang dan segera menjalankan ibadah sholat. Bahkan dalam kunjungan kenegaraan ke Afghanistan, sempat menjadi imam dan memimpin sholat berjamaah.
2. Haram memilih Jokowi
Ini hoaks, karena banyak ulama besar mengakui ke Islam an Jokowi, jadi tidak benar orang beragama Islam haram memilih Jokowi.
3. Jokowi tidak fasih membaca Al Quran
Ini hoaks, meski bukan lulusan madrasah atau pesantren, Jokowi juga pernah belajar membaca Al Quran. Mungkin intonasi suaranya terpengaruh bahasa Jawa, sebagai bahasa Ibu, agak sedikit berbeda dengan intonasi bahasa Arab.
Itulah sebabnya saat mendapat tantangan dari ulama asal Aceh, Jokowi langsung menyanggupinya.
4. Jokowi akan melarang azan
Ini hoaks, sudah terbukti dua perioda sebagai Walikota Solo, satu perioda sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan empat tahun lebih sebagai Presiden Republik Indonesia tidak pernah merencanakan, apalagi akan melarang azan.
Justru dalam setiap kegiatan kenegaraan, saat mendengar suara azan, Jokowi pasti berhenti dan melaksanakan sholat terlebih dulu.
5. Jokowi mengkriminalisasi ulama
Ini hoaks, bila selama pemerintah Jokowi ada ustad atau ulama yang bersinggungan dengan hukum, hal ini bukan niat dari Presiden, melainkan karena ustad atau ulama tersebut yang banyak menyampaikan ujaran kebencian, tidak toleran atau melakukan penghinaan terhadap lambang Negara sehingga harus diperiksa oleh Kepolisian bahkan dituntut di depan pengadilan karena terbukti bersalah.
6. Jokowi melarang organisasi Islam
Ini hoaks, selama Pemerintahan Jokowi semua organisasi boleh beraktivitas asalkan berasaskan Panca Sila. Benar, HTI dilarang pada Pemerintahan Jokowi karena tidak berasaskan Panca Sila, memiliki keinginan merubah dasar Negara dan berafiliasi organisasi transnasional dengan ISIS yang juga dilarang di negara-negara Arab, bahkan menimbulkan perpecahan di negara-negara Arab.
7. Jokowi melarang ulama berceramah
Ini hoaks, selama Pemerintahan dipimpin Jokowi, ulama atau ustad bebas berceramah, bahkan tanpa izin ataupun sensor oleh Pemerintah. Bila ada ulama yang harus bersinggungan dengan hukum akibat ceramahnya, hampir dipastikan isi ceramahnya mengandung ujaran kebencian, tidak toleran dan menghina lambang Negara.
8. Jokowi akan menutup pesantren
Ini hoaks, coba Anda perhatikan Kartu Indonesia Pinter itu berlaku untuk melanjutkan sekolah baik di sekolah umum (SD, SMP, SMU dan SMK) serta sekolah berbasis agama seperti madrasah dan tentunya pesantren.
Bila Anda cerdas dan teliti, justru paslon lainnya yang patut diragukan kadar ke Islam annya. Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres juga membuktikan Jokowi tidak anti Islam.
Jadi, bila ada orang-orang yang memberitahu atau menyampaikan informasi tentang Presiden Joko Widodo atau paslon 01, check dulu dengan tulisan ini. Bila ternyata hoaks, jangan dipercaya dan jangan disebarkan, justru sebaiknya langsung dihapus, daripada nanti Anda dituduh melanggar UU ITE bila Anda iseng menyebarkan hoaks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H