Setiap pergi ke Manado selalu ditanya, apakah sudah menikmati 5B? Salah satunya adalah Bubur Manado atau Tinutuan dalam bahasa asli orang Minahasa di Sulawesi Utara.
Tinutuan adalah bubur yang disajikan dengan aneka sayuran seperti labu kuning, singkong, bayam, kangkung, daun gedi, jagung dan kemangi, dihidangkan bersama ikan asin atau ikan cakalang atau tuna asap dan sambal roa bersama perkedel jagung. Bisa disantap setiap waktu, pagi, siang atau malam. Meski sebenarnya lebih cocok untuk santap pagi. Tinutuan yang dicampur dengan mie dikenal dengan nama midal.
Bubur Pedas Sambas
Ternyata di Sambas, Kalimantan Barat, juga terdapat bubur yang mirip dengan Tinutuan, sebutannya Bubur Pedas Sambas. Sebagai kuliner khas Melayu, Bubur Pedas Sambas terbuat dari bahan beras yang sudah dihaluskan terlebih dulu, dengan cara ditumbuk atau diblender, lalu dioseng.
Bubur Pedas Sambas disajikan bersama aneka sayuran, seperti kangkung, daun kesum, ubi kuning dan pakis. Diatasnya ditambahkan topping ikan teri dan kacang tanah goreng.
Dimana rasa pedasnya? Sebenarnya bagi saya sama sekali tidak pedas, meski menurut penjualnya lada hitamnya sudah cukup banyak. Maka oleh penjual ditambahkan irisan cabai hijau. Enak disantap dalam keadaan hangat, gurih dan menyegarkan.
Kuliner Melayu
Bubur Pedas Sambas merupakan kuliner Melayu, mudah diperoleh di Pontianak, Sambas, Singkawang, Bengkayang, Mempawah juga di salah satu negara bagian Malaysia, yakni Serawak.
Kini Anda tidak perlu jauh-jauh ke Kalimantan Barat, karena saat ini di kawasan Serpong, tepatnya di Festival Kuliner Serpong Summarecon Mal Serpong (FKS SMS), Bubur Pedas Sambas dijajakan di sana. Harganya hanya 25 ribu Rupiah.
Selain Bubur Pedas Sambas, di FKS SMS 2018, Anda juga dapat mencicipi aneka kuliner Borneo, khususnya Kalimantan Barat dan Selatan. Yuuk ke Serpong di liburan panjang akhir minggu ini.