Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Keistimewaan Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

Diperbarui: 13 Juni 2018   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Malam Laitul Qadr (sumber: www.islamicwallpaperfree.blogspot.com)

Bagi umat Islam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu dari tindakan untuk memperbaiki ahlak seperti yang diajarkan agama.

Selain menjalankan puasa pada siang hari, umat Islam juga diwajibkan untuk melaksanakan shalat tarawih di bulan Ramadhan setelah berbuka puasa. Bagi orang yang menjalankan shalat tarawih selama 30 hari dari tanggal 1 hingga 30 bulan Ramadhan akan menerima pahala. Sebut saja pada malam pertama akan diampuni dosanya seperti baru dilahirkan (Kitab Durratun mashihin karangan Al Imam as Syech Usman bin Hasan bin Ahmad as Syakir).

Laitul Qadr

Setelah 20 hari berpuasa, shalat tarawih, qiyamullail, tilawah dan tadarus, berdoa, zikir, istiqhar, tahajjud, muhasabah diri, memperbanyak sedekah serta amalan ma'ruf pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat, umat Islam dianggap sudah makin matang secara mental.

Agama Islam mengenal 10 malam terakhir di bulan Ramadhan sebagai malam yang sangat istimewa. Hal ini sebagai amalan mencontoh Nabi Muhammad SAW yang menghabiskan 10 malam terakhir di bulan Ramadhan guna meningkatkan kualitas ibadah.

Salah satu malam diantara ke 10 malam terakhir di bulan Ramadhan khususnya hari ganjil, dipercaya terdapat malam Laitul Qadr, malam yang lebih mulia daripada 1.000 bulan. Malam Laitul Qadr senantiasa diburu orang sebagai hadiah dari Tuhan bagi orang yang ikhlas berbakti pada Tuhan.

Guna mendapatkan malam Laitul Qadr, harus ditebus dengan pengorbanan jiwa raga menjalankan amalan ibadah sesuai arahan agama. Malam Laitul Qadr hanya akan mengunjungi atau dirasakan oleh seseorang dengan tingkat kesucian ahlak dan spiritualitas yang tinggi.

Itulah sebabnya banyak umat Islam pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan rajin mengunjungi Masjid untuk melakukan I'tikaf, berdiam diri di masjid melupakan persoalan duniawi dan berpasrah pada kekuasaan Illahi hingga waktu makan sahur tiba.

Malam Laitul Qadr disebut sebagai malam yang diberkahi yang ditandai dengan turunnya Al Qur'an seperti yang tertulis pada ayat QS, Adm Dukhan (44): 3-4 bahwa "Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur'an) pada suatu malam yang diberkahi, dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan, pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." 

(Macau, June 10, 2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline