Judul diatas berarti pengeluaran hendaknya jangan lebih besar dari pemasukan. Bagi beberapa orang, di bulan Ramadhan, bukan ibadahnya yang ditingkatkan, namun seringkali justru pengeluaran yang meningkat drastis.
Biaya Makan
Mengapa pengeluaran dapat meningkat drastis ? Pada bulan biasa Anda makan tiga kali sehari, Anda makan di pagi, siang dan malam hari. Sedangkan di bulan Ramadhan, terjadi pergeseran waktu makan dan hanya dua kali yakni saat buka puasa (sore) dan makan sahur (dinihari).
Secara matematis seharusnya pengeluaran di bulan Ramadhan sedikit lebih kecil daripada bulan biasa. Andai Anda tiap kali makan mengeluarkan dua puluh ribu Rupiah, pada bulan biasa, sehari pengeluaran 60 ribu Rupiah. Sedangkan di bulan Ramadhan hanya 40 ribu Rupiah.
Pada bulan Ramadhan pengeluaran sering meningkat, karena adanya tambahan menu seperti minuman hangat untuk membatalkan puasa, minuman dingin untuk menyegarkan diri saat buka puasa dan takjil. Yang tidak ada di meja makan keluarga Anda pada bulan biasa.
Hal lain yang menyebabkan pengeluaran meningkat adalah beaya perjalanan mudik ke kampung halaman, membeli oleh-oleh untuk keluarga di kampung, pengeluaran untuk membeli baju baru, zakat fitrah, beaya untuk masak besar pada hari Lebaran dan wisata pada libur Lebaran.
Kiat Mengatur Pengeluaran
Agar Anda tidak terlilit hutang setelah Lebaran, sebaiknya perhatikan kiat berikut:
1. Jangan menambah menu buka puasa maupun makan sahur berlebihan, utamakan nutrisi bukan jenisnya
2. Bila Anda mendapat THR, gunakan sebijak mungkin untuk tambahan beaya seperti beli baju baru, mudik dan masak di hari Lebaran. Kalkulasi dulu agar pengeluaran total tidak diatas THR yang diterima.
3. Bila Anda tidak mendapat THR, gunakan uang tabungan sebijak mungkin.