Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Antara Cita-cita dan Realitas

Diperbarui: 18 April 2018   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Penulis (sumber: www.jadiberita.com)

Saat aku kecil, aku selalu bingung bila ditanya, apa cita-cita kelak dewasa nanti. Mungkin beda dengan kids zaman now yang sudah mengenal internet sejak kecil, sehingga wawasan lebih luas karena sering berselancar di dunia maya.

Masa kecilku belum ada yang namanya internet. Kalau mau berkomunikasi dengan keluarga yang berada di luar kota atau luar pulau atau teman yang berada di luar negeri, hanya dapat dilakukan melalui telepon interlokal yang biayanya mahal, atau telegram bila pesan singkat atau surat yang lebih lama sampainya, tapi lebih murah.

Bila sedang mobile, harus membawa pager agar dapat dihubungi, karena belum ada telepon seluler. Setelah membaca pesan, harus buru-buru mencari kotak telepon umum dan harus siap uang logam agar dapat mengoperasikan telepon umum.

Mungkin karena hobby berkorespondensi, mulai timbul minat untuk menulis. Di sekolah menengah atas sering diminta guru Bahasa Indonesia untuk mewakili sekolah dalam lomba mengarang. Karena tingginya minat menulis, akhirnya ditunjuk menjadi redaksi majalah sekolah.

Minat menulis terus berkembang, tapi sama sekali tidak berminat untuk melanjutkan ke fakultas bahasa atau publisistik. Justru lebih berminat ke bidang teknik dan komputer. Meski saat kuliah, komputer masih sebesar lemari. Belum ada personal computer, apalagi laptop atau notebook, apalagi tablet.

Di kampus minat menulis berkembang dengan menjadi redaksi koran kampus dan menulis untuk beberapa koran dan majalah, semua tulisan tentang reportase atau teknik. Cita-cita menjadi wartawan iptek mulai muncul.

Dunia Kerja

Setelah menyelesaikan kuliah, saya langsung bekerja di perusahaan ICT (Information Communication and Technology), dan menjadi dosen komputer dan pengajar program komputer, sehingga berhasil menulis dan menerbitkan puluhan buku bergenre komputer.

Namun pada suatu saat, pernah bimbang, antara terus berkarier di bidang ICT atau menjadi wartawan. Kebetulan ada redaksi senior koran ternama yang harus studi lanjut dan mendapat tawaran untuk menjadi wartawan iptek. Sempat melamar, mengikuti seleksi calon wartawan yang sangat ketat, dari psikotes, menulis, kemampuan berbahasa Indonesia dan Inggris. 

Hingga akhirnya dinyatakan lulus dan dihadapkan pimpinan redaksi untuk negosiasi gaji. Kala itu gaji seorang wartawan masih sangat rendah bila dibandingkan gaji karyawan di perusahaan ICT. Dengan pertimbangan yang berat, akhirnya kulepas peluang menjadi wartawan dan terus melanjutkan karier di bisnis ICT.

Karena minat menulis masih menggebu, selain menulis buku komputer, sering pula menulis artikel untuk majalah dan koran. Setelah hampir 30 tahun di dunia ICT, akhirnya beralih ke dunia lingkungan hidup. Untuk menyalurkan minat menulis, kini menjadi blogger dengan memiliki blog pribadi maupun bergabung dengan komunitas blog keroyokan, seperti Kompasiana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline