Adalah Creative Traveler yang mengawali wisata religi dengan tajuk "Colourful Jakarta" yang berupaya menumbuhkan semangat toleransi pada bangsa Indonesia dan warga Jakarta pada khususnya.
Wisata religi ini mengunjungi tiga ikon agama di Jakarta, yakni Mesjid Istiqlal, Gereja Katedral, dan Cagar Budaya Makam Mbah Priuk (Gubah Al Haddad). Diadakan pada siang hari di bulan puasa tahun ini.
Sebagai titik temu Mesjid Istiqlal (Depan Pintu Masuk utama), lalu rombongan mulai diajak mengeksplorasi Mesjid termegah di Indonesia ini. Mesjid Istiqlal yang sengaja dibangun berhadapan dengan Gereja Katedral ini, ternyata diarsiteki oleh seorang Nasrani, Ir. Frederick Silaban yang memenangi lomba disain mesjid dengan tema "Ketuhanan".
Mesjid Istiqlal adalah mesjid terbesar di Asia Tenggara hingga saat ini, dibuka untuk umum pada 22 Februari 1978. Toleransi antar umat beragama direpresentasikan dengan menggunakan area parkir Mesjid Istiqlal pada perayaan Natal, sebaliknya area parkir Gereja Katedral juga digunakan pada sholat Idul Fitri. Bahkan pada 2017, Gereja Katedral sengaja mengundurkan jam misa kudus agar tidak mengganggu sholat Idul Fitri pada 25 Juni 2017 pagi.
Gereja Katedral
Gereja Katedral yang tepat berada didepan Mesjid Istiqlal adalah gereja Katolik Roma. Bangunan dengan arsitektur neo-gotik ini dinamakan "Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga". Diresmikan tahun 1810, pernah terbakar pada tahun 1826 dan mengalami pemugaran ulang. Yang menarik kaca Gereja menggunakan kaca patri, dengan gua Maria di bagian luar Gereja.
Gereja Katedral menyimpan benda bersejarah perjalanan penyebaran agama Katolik di Indonesia, seperti tongkat Paus Paulus VI, alat ibadah, pakaian, lukisan, foto, patung dan buku.
Bis Wisata
Dengan bis wisata TransJakarta yang disediakan secara gratis oleh Pemprov DKI Jakarta, rombongan menuju Cagar Budaya Makam Mbah Priuk. Siapa Mbah Priuk sehingga demikian melegenda sehingga makamnya dijadikan Cagar Budaya oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama?
Menurut pemandu wisata di dalam bis wisata, nama sebenarnya dari Mbah Priuk adalah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Hadda Al Husaini Ass Syafi'I Sunni RA. Sangat panjang ya.
Mbah Priuk adalah seorang ulama kelahiran 1727 di Ulu Sumatera Selatan, yang pergi ke pulau Jawa bersama adiknya Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad guna menyebarkan agama Islam. Perahu layar yang ditumpanginya diserang meriam tentara Hindia Belanda, namun selalu gagal, dan justru terbalik oleh keganasan gelombang laut.