Kalau di pilgub DKI Jakarta banyak lembaga survei yang bermunculkan memaparkan hasil survei dan metodenya. Ada beberapa lembaga survei yang menyebutkan paslon (pasangan calon) nomor urut 1 (AHY-Sylvi) lebih unggul, tetapi ada juga yang merilis bahwa paslon nomor urut 2 (Ahok-Djarot) berhasil rebound dan unggul kembali.
Kenapa belum ada lembaga survei yang meriset pilgub Banten ? Padahal sebagai salah satu provinsi yang paling dekat dengan ibukota, provinsi Banten mestinya sangat penting dan patut diperhitungkan, selain provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk terpadat tentunya.
Menghitung dari Pemilu 2014
Bila kita berandai-andai, masyarakat pemilih pada pemilu legislatif 2014 akan memilih partai yang sama yang menjadi pendukung paslon tertentu, maka paslon nomor urut 1 (Wahidin Halim-Andhika) akan menang tipis dari paslon Rano-Mulya. Kenapa?
Pada pemilu legislatif 2014 Partai Golkar berhasil memperoleh 15 kursi, ditambah Partai Demokrat 8 kursi dan Partai Hanura 6 kursi, total 29 kursi. Unggul tipis 1 kursi dari partai pendukung paslon nomor urut 2 yakni PDI-P 15 kursi, PPP 8 kursi, dan Nasdem 5 kursi, total 28 kursi.
Para pemilih partai lainnya seperti Partai Gerindra yang meraih 10 kursi dengan memperoleh 576.193 suara, kemudian PKS meraih 8 kursi dengan perolehan suara mencapai 379.328 suara. Selanjutnya ada PKB dengan meraih 7 kursi dengan perolehan suara mencapai 390.887 suara, dan PAN mendapat 3 kursi dengan meraih 284.376 suara. Total ada 28 kursi yang dapat digolongkan sebagai floating mass (masa mengambang) yang dapat memilih paslon nomor urut 1 ataupun 2. Dari total perolehan suara pada pemilu legislatif 2014, dua parpol yakni PBB dan PKPI tidak mendapatkan jatah kursi di DPRD Banten.
Warga pemilih satu partai nasional (Gerindra) dan tiga partai Islam (PKS, PKB dan PAN) kiranya akan menjadi penentu siapa yang berhasil menduduki kursi empuk Gubenur Banten 2017-2022. Atau, sebaliknya mereka akan menjadi golput karena partainya tidak mendukung kedua paslon. Namun pada hari-hari kampanye terlihat, pendukung paslon nomor urut 1 bertambah, terlihat logo Gerindra, PKS, PKB dan PAN di baliho dan spanduk sudah bergabung dengan partai pendukung sebelumnya. Apakah dengan demikian paslon Wahidin-Andhika sudah unggul? Belum tentu, semua masih menunggu kehadiran pemilih di bilik suara.
Apakah Embay Mulya sang Jawara Putih dan tokoh keagamaan Banten mampu menarik pemilih partai Islam, dan Rano sebagai gubernur petahana sanggup menarik pemilih partai nasionalis? Atau, sebaliknya Wahidin dengan pengalaman panjang sebagai walikota Tangerang akan mampu meraih simpati pemilih partai Islam dan nasionalis? Yang tentunya dibantu Andhika dengan modal dari dinasti Ratu Atut serta sebagai calon pemimpin muda akan mampu menarik minat para pemilih muda yang gemar perubahan.
Semua memiliki kesempatan yang sama. Jadi para pemilih hendaknya mulai menguji terlebih dahulu siapa paslon yang terbaik. Ayo berpartisipasi dalam pilgub Banten 2017 untuk Banten yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H