Pagi itu kota Bogor cukup cerah, tak ada titik hujan maupun awan gelap yang menggantung di kota berjejuluk kota hujan ini. Suatu keberuntungan, karena pagi itu kami ingin mengeksplorasi kuliner kota Bogor.
Bicara kuliner kota Bogor tentu tidak akan terlepas dari kawasan Surya Kencana, surganya kuliner kota Bogor. Meski sekarang sudah banyak sentra-sentra kuliner baru seperti Taman Yasmin dan sebagainya, namun daya magnet Surya Kencana tetap membawa pelancong maupun warga Bogor sendiri untuk bersabar bermacet ria di sepanjang jalan Surya Kencana.
Surya Kencana selain karena letaknya yang mudah ditemukan juga banyaknya penjaja kuliner legendaris yang tetap setia berniaga di sana. Bahkan ketika akses jalan dari Surya Kencana ke Gang Aut ditutup, para pedagang Gang Aut malahan keluar dari Gang dan menjajakan dagangannya di sepanjang jalan Surya Kencana. Sebut saja penjual Ngohiang, Pangsit Pengantin dan Rujak Pengantin Gang Aut yang sekarang berjaya di salah satu gerai di Jalan Surya Kencana.
Aneka Jajanan
Kami memilih sebuah gerai yang cukup bersih, terang dan agak luas, yakni rumah makan Asinan Ahauw. Kebetulan pemiliknya membebaskan kami membawa makanan dari luar, tentunya asal kami membeli makanan di gerai tersebut.
Asinan Ahauw memiliki dua kuliner andalan yakni Asinan Buah dan Asinan Sayur yang menggunakan cuka khusus, bukan cuka pada lazimnya sehingga tingkat keasaman pada asinan tidak terlalu tinggi.
Pagi itu kami 'berpesta' jajanan Surya Kencana di rumah makan Asinan Ahauw. Di awali dengan Asinan Jagung Bakar yang kami beli di pinggir jalan di dekat rumah makan tersebut. Jagung Bakar diracik sebagai Asinan merupakan sebuah inovasi terobosan baru, setelah sekian tahun hanya ada Asinan Sayur dan Asinan Buah. Berikutnya, kami menemukan Cungkring, mulut sapi (cungur) dan kikil yang diguyur sambal kacang, memiliki rasa sensasi khusus. Di atas jam 9.00 pasti sudah habis.
Kami juga menemukan jajanan dengan taburan kelapa parut, ada talas rebus, tiwul dan awug / dodongkel. Tiwulnya agak beda dengan tiwul di Jawa, selain agak padat tidak mawur, juga diberi kinca dari gula Jawa, sedangkan dodongkel seperti bahan putu bumbung. Karena pengaruh kelapa, ketiganya memberikan rasa gurih.
Ada juga lunpia Sunda, bedanya dengan lunpia Semarang, tidak menggunakan bahan rebung atau bambu muda, melainkan berbahan baku tongjay dan tahu yang dicacah dan dicampur dengan telur dan bumbu pedas, dihidangkan dengan dibungkus kulit lunpia. Dihidangkan seperti lunpia basah, tanpa digoreng, dan bentuknya kotak karena tidak digulung seperti lunpia Semarang.
Terakhir, kami menemukan pepes sagu dengan isi pisang dan nangka. Bentuknya seperti otak-otak, rasa manis berasal dari pisang dan nangka yang ada di dalam sagu.
Untuk minuman, Anda dapat memilih Es Pala dan Es Mangga. Sangat menyegarkan tenggorokan setelah menyantap aneka jajanan di atas. Ada lagi minuman yang di jajakan di jalan Surya Kencana yakni Bir Kocok. Bir Kocok itu terbuat dari jahe dan kayu manis, lalu dikocok sehingga menghasilkan buih seperti bir. Sedikit berbeda dengan Bir Pletok Betawi, karena tidak menggunakan serai dan rempah-rempah lainnya.