Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Menikmati Delapan Mie Nusantara dalam Satu Lokasi

Diperbarui: 3 Mei 2016   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang Kampoeng Tempo Doeloe (Dok. Pri)

Kuliner Indonesia banyak dipengaruhi kuliner dari bangsa lain, seperti Belanda, Portugis, India, Melayu bahkan Tionghoa. Salah satu yang paling terkenal akibat kulturisasi budaya dengan Tionghoa adalah Mie atau yang dikenal ditempat asalnya sebagai Bakmi. Bahkan menghasilkan produk mie sejuta umat dalam bentuk kemasan, yang banyak disantap dan menjadi menu harian masyarakat berpenghasilan pas-pasan, yang disebut mie instant atau mie siap saji.

Sejak 22 April 2016, kawasan La Piazza – Kelapa Gading telah disulap menjadi Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) dengan aksen Pecinan masa lalu. Saat Anda memasuki gerbang La Piazza, suasana Pecinan sangat kental, mulai dari musik mandolin yang selalu berdentang dari waktu ke waktu, pajangan payung dan lampion di atap tenda tempat bersantap maupun arsitektur gerbang.

Delapan Mie Nusantara

Menyelaraskan dengan kultur Tionghoa, maka tema yang diangkat adalah Aneka Mie Nusantara. Ada delapan mie nusantara yang telah melalui proses seleksi, yakni Mie Kangkung President, Mie Cakalang, Mie Aceh Seulawah, Mie Jowo Semar, Mie Kocok Bandung, Mie Celor, Mie Ayam 99 dan So to Mie Theresia.

Mie Kangkung adalah mie berkuah kental yang disajikan bersama kangkung, irisan daging ayam, jamur dan ditaburi bawang goreng. Mie Kangkung dikenal sebagai salah satu budaya Betawi, rasanya sedap dan gurih. Mie Cakalang dikenal sebagai kuliner andalah Sulawesi Utara atau Manado, lazimnya berupa mie yang digoreng atau mie kuah dengan kaldu yang ditaburi irisan daging ikan Cakalang. Bumbunya pedas khas Manado dengan rasa gurih yang nikmat. Mie Cakalang di arena KTD dapat dibeli dengan harga dua puluh delapan ribu Rupiah.

kpk-mie-cakalang-57271fc71693738508b3623f.jpg

Mie Cakalang (Dok.: Rahab)

kpk-mie-tumis-aceh-57271eb2d47e61810689edf0.jpg

Mie Aceh (Dok. Putri)

kpk-mie-godog-57271e32e4afbd32072dae19.jpg

Mie Jowo (Dok. Putri)

Mie Aceh merupakan mie kuning andalan daerah Aceh, meski sudah banyak didapati gerai mie Aceh di sekitar kota Jakarta. Mie Aceh juga disajikan dalam bentuk berkuah kari, ataupun goreng. Memiliki variasi sajian dengan kepiting, daging kambing, daging sapi atau cumi. Menggunakan aneka bumbu yang merupakan kulturisasi dari India dan Tionghoa, sehingga menghasilkan cita rasa pedas, gurih nan nikmat. Mie Jowo meski menampilkan dua pilihan goreng dan rebus, namun yang lebih diminati adalah mie Jowo Godhog (rebus). Mie yang direbus bersama bumbu-bumbu khas masakan Jawa diatas tungku atau anglo terbuat dari tanah liat dengan bahan bakar api arang. Ciri khas Mie Jowo adalah dimasak pada wajan kecil sehingga hanya khusus memasak untuk satu pesanan. Lazimnya dihidangkan bersama telur itik, kubis / kol dan suwiran daging ayam kampung.

Mie Kocok adalah mie yang merupakan kuliner khas Bandung, berupa mie  dengan kaldu sapi kental, ditambah irisan kikil, tauge, dan irisan bakso, yang disajikan setelah ditaburi daun bawang, daun seledri dan bawang goreng. Disebut mie Kocok karena mie dikocok-kocok di dalam air panas pada tempat berlubang. Sedangkan Mie Celor adalah kuliner khas Palembang, berupa mie yang disajikan bersama kaldu ebi dan kuah santan. Hampir sama dengan Mie Kocok, Mie Celor juga mencampurkan daun seledri, daun bawang ,tauge dan bawang goreng. Bedanya Mie Celor menambahkan potongan telur ayam, tetapi tidak menggunakan kikil dan bakso.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline