Tahukah Anda bahwa pada kenyataannya Ibu Rumah Tangga (IRT) adalah kelompok terbanyak yang tertular virus HIV? Kenapa hal ini dapat terjadi? Hal ini dapat terjadi akibat kenakalan suami-suami mereka yang berperilaku sebagai kelompok beresiko tinggi tertular virus HIV.
Karena kenakalan para suami yang melakukan hubungan seksual dengan para pekerja seks langsung maupun pekerja seks tidak langsung (pekerja bar, klub malam, billiard, panti pijat) serta ganti pasangan (selingkuhan, kawin cerai, nikah mut'ah, nikah siri, kawin kontrak), yang sangat berpotensi menularkan virus HIV. Apalagi bila hubungan seksual dilakukan tanpa pengaman dalam hal ini kondom, sehingga penyebaran virus lebih mudah terjadi melalui cairan vagina maupun kontak alat kelamin.
Ironisnya setelah berbuat nakal di luar rumah, dengan potensi tertular virus HIV yang tinggi, para suami ini juga melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dengan isteri sah mereka. Bila suami ini memiliki isteri sah lebih dari satu, dapat dihitung berapa tingkat penyebarannya. Belum lagi, bila para suami ini juga memiliki selingkuhan, dampak penyebarannya tentu berlipat lebih banyak.
Penularan virus HIV pada IRT sering sulit terdeteksi, karena para IRT beranggapan suaminya tidak melakukan tindakan beresiko tinggi, sehingga tidak pernah melakukan tes HIV.
Ironisnya, bila suami mengetahui isterinya tertular virus HIV, seringkali terjadi di masyarakat mereka lalu meninggalkan isteri dan anak-anaknya, karena tidak mau diketahui sebagai pasangan dengan HIV/AIDS. Akibatnya para isteri yang sudah tertular HIV/AIDS harus bekerja sendiri guna menghidupi dirinya dan anak-anaknya. Selama statusnya sebagai Odha masih tertutup, kesempatan bekerja masih terbuka. Namun seringkali bila status Odha terbuka, sungguh kasihan mereka menjadi kelompok yang dikucilkan, sulit mencari pekerjaan dan mencari tempat tinggal.
Sementara sang suami yang meninggalkan isteri dan anaknya, bila berkelana dengan kawin lagi atau berpetualang dengan pekerja seksual, dia menjadi sumber penular yang efektif dalam efek bola salju. Para suami ini harus mau berobat dan menghilangkan perilaku beresiko agar dia tidak menjadi predator penular virus HIV.
Langkah pencegahan
Bagi para suami yang merasa berperilaku beresiko tinggi, sebaiknya menggunakan kondom dan segera melakukan test HIV setelah melakukan tindakan beresiko. Jangan melakukan hubungan seksual tanpa kondom saat melakukan hubungan seksual dengan isteri sah, sebelum terbukti negatif dari virus HIV.
Para isteri sah harus selalu waspada saat berhubungan seksual dengan suami, karena tidak mengetahui dengan pasti perilaku suami di luar rumah (apakah melakukan hubungan seksual dengan pekerja seksual), sebaiknya tetap memastikan suami menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Tentunya hal ini demi keamanan bagi para IRT agar tidak tertular virus HIV.
Peran Pemerintah
Perlunya tes HIV bagi para ibu hamil pada sisi hilir, dalam hal ini Pemerintah harus berperan mencegah para suami menularkan virus HIV ke isteri dan calon anaknya. Jadi Pemerintah jangan membiarkan suami menularkan HIV ke istri.