Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Kenapa Harus Beli Tunai, bila Kredit Mobil Sangat Mudah?

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Di abad modern ini bagi seorang muda yang baru lulus kuliah dan masuk kerja di awal tahun 1980-an, tentunya dipenuhi dengan tumpukan pekerjaan, beban pelatihan, tuntutan kecepatan kerja dan berpikir dari boss serta mimpi-mimpi untuk dapat segera memiliki mobil dan rumah.

Bila mau berhitung dari gaji yang diperoleh, meski sanggup berhemat semaksimal mungkin, bahkan ditambah puasa Senin-Kamis, sisa gaji yang dapat ditabung tidak sesuai dengan kecepatan laju inflasi di Indonesia. Jadi, tabungan di Bank belum sanggup untuk membeli sebuah mobil secara tunai, bila memiliki prinsip tidak mau berhutang, karena takut terbebani oleh bunga yang tinggi dan merasa terbebani untuk harus membayar hutang tiap bulan.

Padahal kehadiran sebuah mobil diharapkan dapat menambah kecepatan akses di tempat kerja, seperti untuk meningkatkan sosialisasi dengan teman kerja maupun dengan relasi bisnis. Ditambah lagi dengan kondisi angkutan umum di Jakarta yang belum dapat dikatakan nyaman dan aman. Naik kereta api, bis, bajaj atau angkot (karena bus-way belum ada) harus berpacu dengan waktu, dan berhati-hati terhadap ancaman tangan jahil.

Masih beruntung bila boss cepat menilai kemampuan kinerja sehingga diberikan fasilitas mobil perusahaan, tetapi bila boss pura-pura tidak tahu atau jatah mobil perusahaan belum ada, apakah harus menunggu giliran datang, sementara peluang didepan mata tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja.

Wacana berpikir jadi terbuka ketika melihat sebuah pameran mobil di akhir tahun 1990, di pameran itu diperoleh informasi tentang cara Kredit Mobil yang mudah dan cepat, besarnya tanda jadi dan uang muka, serta angsuran yang harus dibayar per bulan. Syarat administrasinya juga tidak terlalu sulit, hanya fotokopi KTP, Kartu Keluarga, slip gaji dan surat keterangan dari perusahaan tempat bekerja.

Tentunya sebagai karyawan aras pemula, tidak boleh memilih mobil bergengsi, cukup pilih mobil multi purpose van (MPV) yang praktis, dan multi guna. Tabungan yang sudah mengendap di Bank dapat digunakan untuk membayar tanda jadi dan uang muka. Angsuran per bulan dapat dibayar dari penyisihan sisa gaji. Memang tentunya tidak ada lagi uang gaji yang tersisa untuk ditabung.

Akhirnya di awal tahun 1991 harus dibuat keputusan untuk berani mengambil sebuah mobil dengan pembayaran kredit selama tiga tahun. Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, dan tiga tahun sudah berlalu, maka angsuran sudah lunas, dan mobil sudah menjadi milik pribadi.

Setelah memiliki pengalaman membeli mobil secara kredit, lalu dilanjutkan dengan menabung untuk mendapatkan dana tanda jadi dan uang muka untuk pembelian rumah. Kini, rumah pribadi sudah didapat juga mobil pribadi sudah berganti dengan yang baru.

Jadi, janganlah takut membeli secara kredit, asalkan diperhitungkan matang-matang, ketersediaan dana untuk membayar uang tanda jadi, uang muka dan perhitungan yang cermat untuk pembayaran angsuran, yang tentunya harus menyesuaikan dengan biaya-biaya pengeluaran lain seperti uang kost, uang makan , serta uang untuk pembelian keperluan sehari-hari , pakaian dan rekreasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline