Bekerja di bawah pimpinan yang memiliki empati dan memperlihatkan kepedulian terhadap bawahannya adalah dambaan setiap karyawan. Namun, tidak jarang ada karyawan yang merasakan sikap dan perlakuan tidak menyenangkan dari pimpinan mereka karena tidak memiliki hati dan empati. Pada kondisi normal, hal tersebut sudah menjadi tantangan bagi setiap karyawan. Namun, apalah artinya kondisi tersebut jika Anda berada di ujung masa habis pengabdian?
Pada masa pengabdian yang mendekati habis, sangat penting untuk menjaga kinerja dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan. Kendati begitu, terkadang ada karyawan yang merasa terintimidasi dan tertekan oleh pimpinan yang egois dan tidak punya empati. Bagaimana cara Anda menghadapinya? Dalam artikel ini, kami akan memaparkan secara detail cara untuk menghadapi pimpinan yang tidak punya hati dan empati saat Anda di ujung masa habis pengabdian.
I. Mencari Solusi untuk Masalah
Ketika berhadapan dengan pimpinan yang tidak punya hati dan empati, Anda mungkin merasa putus asa dan kehilangan semangat kerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun, hindari rasa putus asa tersebut dan fokuslah untuk mencari solusi. Cobalah mencari jawaban atas setiap masalah yang dihadapi, sehingga Anda bisa menerapkan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan cara tersebut, Anda tetap bisa menjaga kinerja dan fasilitas yang sudah dipercayakan kepada Anda.
II. Membangun Komunikasi Yang Baik
Komunikasi yang baik merupakan kunci utama dalam menjaga hubungan harmonis dalam suatu pekerjaan. Cobalah untuk tetap berkomunikasi dengan pimpinan Anda, sampaikan pendapat Anda dengan baik dan jelas. Terkadang, pimpinan yang egois dan tidak punya hati juga memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik atau bersikap empati terhadap bawahannya, oleh karena itu jangan pernah menutup kemungkinan bahwa pimpinan Anda juga bisa menjadi lebih baik.
III. Menjaga Fokus dan Kinerja
Jangan biarkan sikap buruk dari pimpinan Anda mengganggu kinerja harian Anda. Jangan terpengaruh, dan teruslah menjaga fokus dan kinerja yang baik. Hindari prokrastinasi dan tetap mulai bekerja dengan semangat. Ingatlah bahwa sikap buruk pimpinan Anda adalah sementara, tetapi kinerja Anda adalah tanggung jawab yang perlu dipertanggungjawabkan.
IV. Mempertahankan Etika Kerja
Menjaga etika kerja merupakan hal yang wajib dilakukan bagi setiap individu karyawan. Terkadang, pimpinan yang tidak punya hati dan empati bisa membuat Anda merasa tidak nyaman atau terintimidasi, sehingga bisa membuat Anda melakukan tindakan tidak etis. Namun, tindakan tersebut akan memperburuk kondisi, bukan hanya bagi kinerja Anda, tetapi juga bagi citra perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, tetaplah menjaga etika kerja, bertanggung jawab, dan menjalani pekerjaan dengan baik.
V. Tidak Menyerah atau Resign
Terlalu Cepat Ketika berhadapan dengan pimpinan yang tidak punya hati dan empati, Anda mungkin merasa ingin berhenti dan resign. Tetapi kenapa harus menyerah begitu saja? Jangan memulai suatu pekerjaan dengan pesimisme atau mengakhiri pekerjaan Anda dengan cepat. Jangan mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan yang tidak etis dan merugikan perusahaan, hal ini akan memperburuk hubungan dan situasi yang ada. Cobalah untuk tetap berkomitmen, bantulah para rekan kerja dan atasan Anda untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan buktikan diri Anda mampu melakukannya.
Penutup
Menghadapi pimpinan yang tidak punya hati dan empati memang bukanlah hal yang mudah, apalagi saat Anda berada di ujung masa habis pengabdian. Namun, melalui solusi yang terbaik dan cara yang tepat, Anda bisa menghadapi situasi tersebut dengan bijak. Ingatlah bahwa Anda juga dapat berkontribusi dalam memperbaiki situasi, baik dengan menjaga etika kerja, tidak menyerah, hingga membangun komunikasi secara baik dan proaktif. Yang penting adalah tetap kuat, kuasai situasi, dan jalani pekerjaan dengan semangat dan penuh tanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H