Lihat ke Halaman Asli

Gado-Gado Otak

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tak bisa dipungkiri bahwa perkembangan zaman yang ada telah menuntut kita untuk berubah dan mengikuti arus yang ada. Jika tidak berubah maka kita akan mengalami ketertinggalan. Terlebih lagi dalam dania pendidikan yang melibatkan pembelajaran sebagai peran utamanya. Maju tidaknya pendidikan suatu bangsa akan ditentukan oleh pembelajarannya, apabila pembelajranya bagus maka pendidikanyapun akan berkualitas dan sebaliknya. Oleh karena itu jika kita maju kita harus menginovasi pembelajaran yang ada. Berinovasi bukan berarti kita harus mngubah seluruh semua struktur pembelajaran yang sudah ada akan tetapi bisa juga dengan memperbarui maupun mengkombinasikan dari apa yang sudah ada sehingga akan tercipta karya-karya baru.

Di dalam pembelajarn ada beberapa komponen penting yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Apabila ingin berhasil yaitu guru, murid (peserta didik), sarana/media, dan metode atau teknik pembelajaran. Perlu diketahui bahwa disini murid adalah sasaran utama dalam pembelajaran yang akan dikembangkan potensinya melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu murid harus dijadikan subjek dalam pembelajaran bukan sebabagi objek. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Berpijak dari situlah kemudian inovasi pembelajaran berpijak. Inovasi bisa dilakukan mulai dari cara mengajar, metode atau teknik mengajar oleh guru, media dan sebaginya.

Pembelajaran yang berhasil yaitu pembelajaran yang bisa menjadikan siswanya untuk sadar belajar tanpa adanya paksaan dari pihak luar. Oleh karena itu suasana belajar juga harus didesain senyaman mungkin agar siswa dapat menyerap informasi yang disampaikan. Selain itu juga mampu menjadikan atau melatih anak untuk berpikir kritis, kreatif dan menjadi problem solver. Semua itu dapat dilakukan dengan cara memberikan sebanyak mungkin stimulus yang menarik, menantang dan melatih anak untuk berpikir sekaligus menemukan makna. Misalnya saja dengan cara memberikan suatu permasalahan kepada anak , memberikan permainan matematiaka yang menantang logika anak kemudian menyuruh anak untuk menyelesaikanya sehingga sehingga menemukan makna dan sebaginya. Jadi guru harus memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk berpikir dan mengungkapkan pendapatnya.

Dalam malaksanakan pembelajaran juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika kita ingin pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Kita harus memperhatikan kondisi (keadaan) peserta didik kita seperti potensi otak, kepribadian, kesehatan dan sebagainya serta kondisi lingkungan sekitar. Tidak mungkin pembelajran akan mencapai hasil yang maksimal sedangkan subjeknya yang ingin dikembangkan potensinya saja tidak ikut mendukung. Apabila siswanya sudah dalam kondisi yang memungkinkan dan konsentrasi untuk menerima pelajaran serta lingkunganya sudah kondusif (tidak bising maupun tidak ada sesuatu yang lebih mengalihkan perhatian siswa selain guru) maka pembelajaran sudah bisa dimulai. Dengan begitu maka informasi yang disampaikan dapat diserap secara maksimal oleh murid tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga untuk mengajar.

Seorang guru juga harus memahami gaya belajar siswanya karena pada dasarnya tiap otak itu unik, masing-masing memiliki struktur dasar tersendiri dan potensi yang berbeda-beda bahkan untuk orang kembar sekalipun. Jika kita memaksakan gaya belajar kita kepada siswa maka siswa yang tidak menyukai gaya belajar kita akan merasa malas dan tidak "mood" lagi mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa dapat berpikir jernih sehingga akan memaksimalkan daya tangkap dan proses informasi yang disampaikan dan menciptakan koneksi antar sel otak. Semakin banyak koneksi yang terjadi maka otak akan semakin berkembang dan kualitas kognitifnya akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. Jadi apabila kita ingin belajar maka ciptakanlah keadaan yang menyenangkan dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline