Lihat ke Halaman Asli

Sutardjo Jo

Penggiat dan Pemerhati Desa dan Kawasan Perdesaan

Bertanya tentang Desa, Siapakah Anda?

Diperbarui: 17 Agustus 2022   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini merupakan sebuah kegundahan dalam bentuk pertanyaan ngawur seorang penggila Desa.  Perang narasi " sindir sampir" atas bahasan/narasi tentang desa yang tak akan pernah usang, sebab perbincangan akan dinamis dan masing-masing desa berangkat dari titik kondisi yang berbeda, punya sejarah yang berbeda, desa sangat beragam dengan nilai-nilai yang masing-masing mengalami transformasi tersendiri tergantung pakuning bumi di desa. Pakuning bumi adalah nilai asli yang tetap terjaga dalam dinamisasi nilai yang berubah oleh jaman. NilAI asli yang kuat dan terjaga tetap kuat dalam nilai kehidupan masyarakat desa jika pakuning bumi terjaga, pakuning bumi di desa adalah tiang atau pilar tegaknya nilai-nilai asli sebagai bentuk penghambaan atas alam dan penciptanya.  Pakuning Bumi akan kita kupas pada tulisan berikutnya.

Tulisan ini sekedar refleksi diri.  Kalau ada kata "Anda" berarti di maksud adalah dibaca : Saya ( sebab sulit rasanya menulis dgn kata Kita)

Mengapa masih saja anda sibuk menyerukan desa? mengapa anda begitu sibuk  mengkonstruksi Desa dgn instrument yang alhasil membuka keran-keran intervensi yang akan semakin membelenggu ruang kedaulatan Desa (Membunuh Desa).  Membangun Desa dan Membunuh Desa sungguh berbeda sangat tipis, kepleset 1 mm dalam pikiran dan niat atau jebakan kepentingan, tidak mustahil upaya baik yg anda rancang justru menghancurkan DESA yang anda berulangkali terucap menjadi narasi anda.

Anda tidak sadar, keikhlasan mu untuk memperkuat desa malah melemahkan DESA.

Pikirkan apakah anda  hanya sebagai bagian kelompok kepentingan yang mendorong watak populis developmentalis ke Desa, dengan abai terhadap peran-peran penguatan politik dalam tata kelola desa. Apakah Kepala Desa musuh anda?

Mengapa anda masih bersikap apolitis di Desa?, Pikirmu politik itu apa? Tak sadarkah anda hanya menjadi pemudah cara membangun kepentingan yg mengembalikan desa menjadi pundi-pundi proyek, merancang rente baru, menjadikan obyek "pipanisasi" saluran program instrumental yg melanggengkan peran elite-elite dlm akses pembangunan dan memobilisi partisipasi menjadi semu, sehingga sejatinya warga hanya menjadi penonton pertunjukan ritual "habituasi pembanguan" di Desa dgn bakaran kemenyan "Dana Desa".  

Pada Akhirnya Warga Desa masih saja menjadi Penonton Musyawarah Desa, Penonton pelaksanaan kegiatan proyek di Desa, penonton pengawasan, serta parahnya menikmati drama politik elite dalam perebutan "lomba panjat pinang" di Desa serta bersorak manakala salah seorangnya jatuh dlm lumpur dan licinnya oli hukum.

Kapan anda memulai bekerja memperkuat politik di Desa dengan membangun berkembangnya ruang-ruang kelompok kepentingan di Desa utk memperkuat tata kelola desa dalam pembangunan desa yg berkeadilan, berkelanjutan serta mengarusutamakan perdamaian (Pasal 78 UU Desa )?

Mengapa anda tidak yakin dengan konstruksi ideal UU Desa, hanya karena realitas "kenakalan-kenakalan" "retensi dan resistensi pemahaman rezim desa masa lalu" serta provokasi kelompok-kelompok yg ingin mereduksi spirit UU Desa.

Siapa yang akan mendorong peran-peran aktif warga desa, menjadi kekuatan politik membangun di Desa? Wahai Para penggiat Developmentalis Desa saatnya anda dobrak pikiranmu, berhentilah mengkonstruksi Desa menurut pikiramu.

#MaafkanUUDesa #JebakanSupraDesa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline