Lihat ke Halaman Asli

Sutanto Wijaya

Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Filosofi Awal dan Akhir

Diperbarui: 7 November 2020   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image credit: apologika.blogspot.com

"You don't have to find out you're dying to start living"

-Zach Sobiech

Alpha dan Omega. Awal dan akhir.

Segala sesuatu yang ada awalnya, pasti juga ada akhirnya.

Begitu juga dengan hidup. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini, pada saatnya akan mengalami akhir kehidupannya. Tapi terlepas dari sekedar mengetahui fakta ini, kenyataan akan adanya awal dan akhir ini bisa menjadi sebuah filosofi yang bermanfaat dalam hidup manusia.

Filosofi Awal

Ketika kita dilahirkan, selain karunia nafas kehidupan, sesungguhnya kita tidak punya apa-apa. Selama perjalanan hidup, semua yang hal yang kita miliki merupakan pemberian dari orang lain atau kita dapatkan sendiri dengan berusaha dan bekerja.

Yang menjadi masalah adalah ketika kita terlalu mengagungkan "property duniawi" yang jelas bersifat sementara. Ada yang sampai mengorbankan kesehatannya demi mengejar dan mengumpulkan harta, yang sebenarnya merupakan satu-satunya harta miliknya yang paling berharga yang akan dibawa sampai akhir hidupnya.

Tapi yang lebih miris lagi adalah ketika orang-orang seperti ini sampai mengorbankan orang lain demi mencapai kekuasaan dan meraih harta.

Meskipun sadar bahwa mereka tidak mungkin bisa membawa apapun pada saat mati, kesadaran ini dikalahkan oleh daya tarik dan kenikmatan yang ingin mereka rasakan saat ini.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline