Lihat ke Halaman Asli

Sutanto Bantul

Guru MTsN 3 Bantul

Guru MTsN 3 Bantul Ikut Antologi Guru yang Membahagiakan

Diperbarui: 5 Januari 2024   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sutanto bersama buku antologi Guru yang Membahagiakan (dok. pribadi)

Guru MTsN 3 Bantul, Sutanto tak mau berhenti turut dalam berbagai even menulis. Kali ini dirinya ikut menulis antologi buku Guru yang Membahagiakan melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati.

Sutanto menulis karya berjudul Bahagiaku Menjadi Guru, berisi pengalaman pribadinya. Menjadi guru sudah menjadi cita-citanya sejak belia dengan masuk SPGN Bantul dan melanjutkan kuliah di Pendidikan Seni Musik IKIP Yogyakarta. Yang paling membahagiakan ketika lagu yang diciptakan berhasil dibawakan para siswa, bahkan lebih dari 10 lagu telah berhasil direkam di Radio Vedac Yogyakarta.

"Dengan menjadi guru tetap bisa mengembangkan diri dalam bidang menulis, pramuka, musik dan catur. Bahkan bisa ikut kegiatan di luar provinsi karena menjadi guru," ujar Sutanto di MTsN 3 Bantul, Jumat (5/1/2024).

Vitriya menjelaskan, profesi guru adalah profesi yang unik dan mengandung banyak cerita di dalamnya, sehingga tak ada habisnya untuk dikupas dan diulas sebagai inspirasi sebuah karya sastra. Perjalanan seorang guru tentu menjadi asam garam yang luar biasa tertuang dalam diksi puisi dan cerita indah dalam kisah pengalaman.

"Antologi puisi dan pengalaman Guru yang Membahagiakan tentu dapat menjadi semangat dan motivasi bagi para pembaca. Harapannya Komunitas Yuk Menulis senantiasa berkembang, sehingga menjadi kegiatan menulis dengan bahagia dan literasi yang menyenangkan," tutur Vitriya di kediamannya Klaten, Kamis (4/1/2024)

(dok. pribadi)

Para penulis terbaik seluruh Indonesia yang turut menggoreskan karyanya bersama Sutanto diantaranya Arsi Dinta Harara (Guru SMPN 1 Balapulang Tegal), Susi Setyowati (Kepala SDN Kroyo 3 Sragen), Fitriyani (Guru MI Miftahul Ulum Bantul), Tri Wakhyuni (Guru SMPN 1 Bumijawa Tegal), Mujimah (Guru SMPN 1 Imogiri) dan Gunawan (Guru SMPN 4 Babat Supat, Musi Banyuasin).

Arsi Dinta Harara, menulis karya berjudul Menjadi Guru Bukanlah Cita-citaku. Sebab pada awalnya dia tak memiliki keinginan menjadi pendidik, namun karena dorongan orangtua dia kuliah di jurusan Bahasa Jawa dan akhirnya menjadi Guru Bahasa Jawa. Bermula dari guru honor dengan gaji 200 ribu pada akhirnya dia diterima menjadi Guru PNS di SMPN 1 Balapulang dan bisa menikmati bahagianya menjadi pendidik.

Kepala Sekolah SD Negeri Kroyo 3 Sragen, Susi Setyowati  membuat puisi beerjudul

Bahagianya Menjadi Guru Isinya tentang keuletannya dalam membimbing siswa bidang Bahasa Jawa dengan segenap kesulitannya karena tak semua siswa berasal dari Jawa. Namun dengan kesabaran dan perjuangan yang luar biasa  akhirnya bisa meraih prestasi.

Bagi Fitriyani, menjadi seorang pendidik itu suatu hal yang sangat membahagiakan, bahkan hanya pada hal kecil ketika anak-anak merindukan kehadiran kita, bukan untuk selalu memberi petuah tetapi lebih pada kesungguhan kita untuk sekedar mendengarkan & memahami mereka para siswa. Ungkapan tersebut dituangkan dalam puisi berjudul Manikmanik Mutiara.

(dok. pribadi)

Tri Wakhyuni, membuat puisi berjudul Seutas Harap karya, berisi tentang harapan seorang guru kepada murid-muridnya agar tetap semangat di ladang ilmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline