Lihat ke Halaman Asli

Sutanto Bantul

Penulis dan Penggerak Literasi

Guru MTsN 3 Bantul Serahkan Buku Kepada Pimpinan Acapella Mataraman

Diperbarui: 18 Februari 2023   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sutanto bergambar bersama Pardiman dan 3 buku

Kasihan Bantul- Tiga buah buku Guru MTsN 3 Bantul, Sutanto yang berjudul Mujiman, Pejuang Pramuka Pejuang Masyarakat, Aksara Penawar Lara, dan Pageblug diterima Pimpinan Acapela Mataraman, Pardiman Djoyonegoro di Studio Omah Cangkem, Karangjati, RT 07, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul,Jum`at (17/2/2023). 

Sutanto menjelaskan, sebagai guru Seni Budaya dirinya merasa tertarik dengan sepak terjang Pardiman yang mengabdikan dirinya untuk melestarikan seni tradisi khususnya gamelan melalui caranya yang unik. Karena selain memainkan gamelan sebagaimana orang pada umumnya, Pardiman menyuguhkan gamelan melalui mulut.

"Menyuguhkan gamelan melalui media mulut tentu bukan hal mudah. Namun melalui pencariannya selama puluhan tahun sejak masih kuliah di ISI Yogyakarta, Mas Pardiman mampu menyuguhkannya menjadi tontonan unik dan menarik," tutur Sutanto.

            Buku pertama yang diserahkan adalah buku solo ke-13 dan diberi judul "Mujiman, Pejuang Pramuka pejuang Masyarakat" diberi pengantar Ketua Kwarcab Bantul, Hj. Emi Masruroh, S.Pd. Buku tersebut berisi kisah nyata seorang pembina pramuka kawakan di Bantul yaitu almarhum Mujiman yang telah menunjukkan dedikasi dan komitmennya membina kader bangsa melalui Gerakan Pramuka bisa menjadi contoh nyata. Melalui buku ini juga diungkap bagaimana peran Mujiman sebagai pemrakarsa Bank Sampah Alam Lestari di tempat tinggalnya, ikut aktif dalam memakmurkan Masjid Al Ikhlas sebagai takmir, memimpin Kelompok Mina Usaha serta peran aktif di masyarakat sebagai salahsatu orang yang sering dimintai petuah jika ada yang mengalami masalah

Buku kedua yang diserahkannya adalah buku solo ke-14 berjudul Aksara Penawar Lara berisi 100 parikan (semacam pantun berbahasa Jawa). Kedua buku tersebut merupakan karyanya setelah bergabung di Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati sejak 2020. Dan di buku ini Pardiman juga memberi pengantarnya.

            "Buku ini spesial karena berbahasa Jawa berisi kumpulan Parikan, semacam pantun namun dalam bahasa Jawa. Parikan sifatnya lebih luwes dalam pembuatan dibanding dengan pantun. Dalam buku ini saya berupaya turut melestarikan sastra Jawa sebagai rasa syukur terlahir di Bumi Projo Tamansari Kabupaten Bantul yang merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang kental dengan seni tradisi adiluhung," terang Sutanto

            Sedangkan buku ketiga adalah buku antologi nominator peserta lomba menulis cakepan macapat yang digelar Balai Budaya Yogyakarta tahun 2020, waktu itu Sutanto ampil sebagai Juara I.

            Pardiman merasa gembira dan tersanjung mendapat 3 buku dari Sutanto, yang merupakan sahabatnya saat menempuh pendidikan di SMPN Bambanglipuro (1981-1994).

            "Saya kenal Mas Tanto sejak 1981 saat SMP dan kami teman sebangku selama 3 tahun. Bahkan dulu kami pernah membentuk grup musik Pandu Laras meski hanya sempat 3 kali pentas dan akhirnya berpisa sesuai profesi masing-masing. Saya sangat kagum Mas Tanto sangat produktif menulis buku. Semoga tetap rajin untuk terus menulis," ujar Pardiman.

            Ketiga buku tersebut oleh Pardiman langsung ditempat di perpustakaan mini miliknya yang lokasinya ada di dekat tempat latihan gamelan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline