Lihat ke Halaman Asli

Sutanto Bantul

Penulis dan Penggerak Literasi

Akhirnya Dia Datang, Even KYM untuk Berbagi Kisah

Diperbarui: 21 Maret 2022   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Komunitas Yuk Menulis (KYM) kembali menggulirkan even yang menarik yakni membuat buku antologi yang bertitel Akhirnya Dia Datang. Founder KYM, Vitriya Mardiyati menjelaskan latar belakang diadakannya even tersebut. Dirancang semua naskah yang ikut seleksi sudah masuk kepadanya Rabu (30/3/2022).

Vitriya mengaku, meski telah begitu ketat melakukan prokes, bahkan karena tahu resiko maka beberapa waktu lalu sampai nekad mengajukan resign dari pekerjaan yang selama 14 tahun ditekuni namun virus covid mengahampiri keluarganya.

"Karena sangat hati-hati, aku sampai menolak adanya tamu. sampai ada kelurga yang marah karena aku tolak. Itu dilakukan karena memang karena posisi sakit dan mudah terpapar," terangnya.

Virus ini bisa singgah karena ada orang terdekat kami yang tanpa sadar membawa, mengenai anak keduanya Aksara, lalu  dan sekeluarga silih berganti merasakan sentuhan nakal si virus tersebut. Vitriya sampai menjalani perawatan khusus, sampai batuk berdarah terus paru-paru sedikit meradang.

Berawal dari peritiwa tersebut dia ingin berbagi kepada orang yang membutuhkan dengan membuat even buku antologi yang diberi tajuk "Akhirnya Dia Datang" diperuntukkan bagi yang pernah terpapar covid maupun pernah merawat keluarga yang terkena covid.

dokpri

Maksud baik Founder KYM disambut baik oleh para penulis diantaranya Pejuang Literasi dari MTsN 3 Bantul, Drs. Sutanto, Kepala SD Tamansiswa Yogyakarta Endang Sri Werdiningsih,S.Pd, guru yang mukim di Piyungan Evi Giasofa, Guru dari Sanden Murtodsari, dan Guru TK Solo Bunda Vivin. Mereka antusias mengirimkan kisahnya. Berikut cerita mereka.

Sutanto mengisahkan, setelah dirinya dinyatakan terpapar Covid-19, Selasa (16/3/2021) anak bungsunya Hisyam dan Sang Ibu dijadwalkan untuk Swab PCR oleh Puskesmas Sanden. Keduanya juga dinyatakan positif covid seperti dia namun semuanya Orang Tanpa Gejala (OTG). Hisyam menyusul ayahnya masuk di Shelter Niten sementara ibunya masuk di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro.

Hisyam menjalani isolasi sembari melaksanakan ujian akhir SMA.

"Hikmahnya dengan masuknya Hisyam di shelter aku bisa secara langsung memantau ibadah, makan, belajar dan ujian hingga selesai. Meski mendapat cobaan terpapar covid-19 namun ternyata Allah SWT memberikan karunia, nikmat kebahagiaan karena Hisyam diterima kuliah di UNY melalui jalur rapor tanpa tes," kenang Sutanto.

dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline