Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul, Sutanto lolos sebuku dengan penulis terpilih lain seperti Rina Susanawati S.Pd, Umi Ardziyah,S.Pd, Nisfi Anisah, Tri Wakhyuni, S.Pd dalam buku "Kesempatan Kedua" yang diinisiasi Komunitas Yuk Menulis pimpinan Vitriya Mardiyati dan segera cetak di Maret 2022 ini.
Dalam buku ini Sutanto menceritakan tentang kesempatan yang diperolehnya mendampingi atlet catur berlaga di Kejurnas Catur Yunior di Belitung September 2021 lalu.
Sebenarnya sudah lama dia menantikan kesempatan untuk dapat mendampingi atlit yunior tampil di ajang bergengsi Kejuaraan Catur Nasional (Kejurnas). Masa sebelum 2010 saat anaknya masih kecil, sementara istri bekerja sehingga belum memungkinkan meninggalkan keluarga. Waktu itu, sebagai Sekum Pengkab Percasi Kabupaten Bantul, sesungguhnya ada beberapa kesempatan untuk bisa mendampingi karena beberapa atlit Yunior Bantul lolos seleksi. Barulah setelah masuk di jajaran Pengurus Daerah Percasi DIY dirinya mendapat kesempatan tersebut.
Founder KYM, Vitriya Mardiyati menuturkan, even antologi yang bertajuk Kesempata Kedua diselenggarakan untuk mewadahi para penulis yang ingin menyampaikan kisah hidup mereka yang berkesan, utamanya terkait kesempatan yang hadir untuk kedua kalinya.Seperti dirinya yang diberi kesempatan hidup setelah mengalami kecelakaan."Akibat kecelakaan memori dalam otak saya sempat hilang, namun atas Kuasa Tuhan bisa kembali lagi. Saya juga diberi kesempatan memiliki buah hati untuk yang kedua kalinya setelah sekian lama menunggu," imbuhnya.
Guru MAN Kota Magelang Umi Ardziyah,S.Pd, mengisahkan tentang perjuangannya bersama suami ketika terpar covid 19 varian delta November 2020. Diawali dari kondisi badan yang yang buruk, hasil pemeriksaan mulai dari rongten, paru-paru, fungsi hati, tensi, gula darah semua tidak bagus.Tapi Umi dan suami optimis dengan berdoa dan doa dari saudara teman, bisa melewati itu semua.
"Setelah 5 hari dirawat alkhamdulillah semua berangsur membaik hingga kami swab evaluasi. Alloh masih memberi kesempatan pada kami untuk berbuat baik di dunia," ungkapnya.
Dalam buku ini, Guru MTs Negeri 4 Bekasi ST. Mahmudah, S.Ag mengisahkan bahwa dirinya adalah seorang ASN yang tinggal menunggu kurang dari satu windu lagi masa pension. Dalam menjalankan tugas kesehariannya dia tidak mau ketinggalan dengan tugas yang harus dilaksanakan. Namun terkadang tidak sesegera mungkin memenuhi tugasnya sehingga kadang- tugas menumpuk. Dengan semangat yang besar ia berupaya menyelesaikan tugas sendiri meskipun kalau ada kesulitan dia harus bertanya ke yang lebih tahu tentang hal itu. Prestasi yang pernah diterima, mendapat beasiswa saat sekolah di PGAN Madiun pernah mendapat beasiswa supersemar dan pada Hari Amal Bhakti Kemenag tahun 2020 dia menerima penghargaan Satya Lencana masa kerja 20 tahun dari presiden Republik Indonesia. Itulah yang menjadikannya bisa bangkit dan harus bangkit untuk bisa membuktikan bahwa sebenarnya semuanya bisa diselesaikan dengan baik asalkan ada kemauan dan keyakinan dari dalam diri
Sementara Guru SMKN 2 Bantul, Rina Susanawati S.Pd, menceritakan dalam buku tersebut bahwa dia masih diberi kesempatan hidup kedua. Ketika terkena covid dengan kondisi mempunyai komorbid sebagai penderita diabetes selama 15 tahun sungguh beresiko ketika terpapar.
"Saat itu kondisi saya kritis dan saya menolak untuk dibawa ke Rumah Sakit Lapangan Covid Bantul. Berkat kesabaran dan cinta luar biasa dari suami dan putriku yang ragil maka aku bisa bernafas kembali, walaupun putri bungsuku harus terimbas menjadi OTG. Selama 14 hari terkapar tak berdaya. Kuasa Tuhan menyembuhkan," paparnya.
Pengawas SD Dindikpora Kota Yogyakarta, Kupiyosari, S.Pd. mengisahkan bahwa hidup penuh cobaan dan harus disikapi dengan tenang, berserah diri, mohon pertolongan Allah SWT dan pasti..janji Allah selalu tepat. Ada ujian ada hadiah atau kebahagiaan luar biasa dari Allah SWT.