[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="sumber gambar : lazydrawing.com"][/caption] Saya baru saja membaca artikel mengenai beberapa istilah umum dalam Bahasa Inggris, yang sepertinya merupakan kata dasar/kata murni saking akrabnya, tapi ternyata merupakan singkatan.Misalnya, DATE (tanggal, bukan kurma), ternyata singkatan dari Day And Time Evolution. Kemudian CHESS (catur) ternyata singkatan nama bidak-bidak caturnya, yaitu Chariots, Horses, Elephants, Soldiers. Lalu EAT, singkatan dari Energy And Taste. GOD, singkatan dari Generator, Operator, Destroyer. Menarik semua, tapi salah satu yang paling menarik bagi saya adalah NEWS, yang merupakan singkatan dari North, East, West, South. Saya rasa kepanjangan tersebut memiliki makna yang sangat dalam dan mulia. Utara, Timur, Barat, dan Selatan merupakan keempat penjuru angin utama. Itu artinya, berita memang seharusnya dikumpulkan dari empat penjuru angin. Cara indah untuk mengatakan bahwa berita harus dicari dan dikumpulkan dari segala arah. Cara yang halus untuk mengatakan bahwa berita memang harus seimbang, mengungkap fakta dari (setidaknya) kedua sisi yang berbeda/berlawanan. Ini yang dulu selalu dipegang sebagai hal yang sakral dan prinsip, tapi sekarang sering dilupakan (atau diabaikan) banyak pencari dan penerbit berita (baca "media"). Banyak media, baik cetak maupun elektronik, yang sepertinya sengaja menyiarkan berita yang didapatkan dari salah satu pihak saja. Hasilnya tentu saja tidak seimbang, dan cenderung menguntungkan pihak yang dijadikan sumber berita. Alasannya? Macam-macam, tapi biasanya karena media tersebut berafiliasi atau milik pihak yang dijadikan sumber berita. Pada tahun-tahun di mana kegiatan politik sedang memuncak (misalnya tahun 2014 kemarin), hal itu, bias itu, ketidakseimbangan dalam mencari dan menyiarkan berita itu sangat kental terasa. Contoh yang paling terkenal, fenomenal dan legendaris tentu saja salah satu stasiun televisi yang bermoto "memang beda". Mungkin maksudnya memang beda dari media lain yang sedikit banyak masih menjunjung etika bermedia. Pada tahun itu, media tersebut dalam berita-berita maupun bincang-bincang yang disiarkannya memang cenderung memihak dan menguntungkan salah satu pihak, yaitu kiblat politik yang dianut pemiliknya. Meskipun menjadi sasaran kritik dari banyak pengamat dan pemerhati politik dan media, serta dibully habis-habisan oleh pengguna sosial media, stasiun televisi tersebut tetap teguh pendirian untuk "tetap beda". Keteguhan yang konyol tentu saja. Tentu, "si beda" tersebut bukan satu-satunya contoh, hanya contoh yang paling konyol. Yah harapan kita, semoga media-media yang lain tidak terpengaruh dan ikut-ikutan memelihara kekonyolan seperti itu. Semoga media pemberitaan secara umum dapat mempertahankan kiprah mulianya, menyebarkan berita yang dikumpulkan dari utara, timur, barat dan selatan. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H