Ternyata Gubernur Jatim Soekarwo lebih kreatif dan akomodatif dibanding Gubernur DKI Jakarta dalam persoalan dengan kaum buruh. Ia lebih hebring dibanding mantan Walikota Solo Jowo Widodo (Jokowi) yang kemarin menyetujui usulan Dewan Pengupahan DKI Jakarta dengan hanya menetapkan kenaikan upah minimum di Jakarta sebesar Rp.2.401.000. Lihat saja, Soekarwo akhirnya setuju atasempat poin tuntutan yang disampaikan ribuan buruh saat aksidepan Gedung Negara Grahadi, Kamis (31/10/2013). Bila di DKI Jakarta Kebutuhan hidup layak (KHL) hanya dihitung 60 item sedangkan tuntutan buruh ada 84 item yang meliputi penambahan meliputi kebutuhan sandal, jaket, jam dinding, lipstik dan lainnya.
Dalam 4 butir persetujuanyang diteken Soekarwo dengan22 orang perwakilan buruh, di ruang rapat VIP Wakil Gubernur di Grahadi.Gubernur didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono dan Pangdam V/ Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo. Adapun isi kesepakatan Gubernur dan buruh adalah sebagai berikut:
Pertama,Gubernur Jawa Timur akanberkirim surat ke Presiden untuk menolak Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2013.
Kedua,akan membuat Peraturan Gubernur (Pergub) terkait formulasi upah. Nantinya, UMKdisusun berdasarkan kebutuhan hidup layak (KHL) ditambah inflasi ditambah lagi pertumbuhan ekonomi.
Ketiga,Gubernur bersedia menertibkan 200 perusahaan outsourching di Jatim yang tersisa dari jumlah awal yangmencapai 1.022. Secara bertahap tidak akan ada lagi outsourching di bumi Jawa Timur.
Keempat, Jatim akan segera memberlakukan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan dengan menolak premi dibayar oleh buruh tetapi oleh perusahaan.
Keempat point tuntutan buruh berdampak menaikkan rating kepedulian Soekarwo terhadap kaum buruh di Jawa Timur. Soekarwo semakin popular di mata 54 jutaan penduduk Jawa Timur. Bila separuh penduduk saja mendukung dirinya mencalonkan diri menjadi calon Presiden Republik Indonesia 2014, maka ia cukup menggandeng Ahmad Heriawan yang memiliki rakyat di Jawa Timur sebanyak 46 jutaan pula. Hitung secara kasar saja ada total 100 juta penduduk. Bila 40 persen saja punya hak pilih, maka ada 40 juta suara yang akan mendorong Soekarwo dan Ahmad Heryawan menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Yang diperlukan keduanya adalah "tim kampanye" berupa ghost writer dan para wartawan independen serta seluruh komponen public relation handal lainnya.Semua mesti bekerja secepatnya berpacu dengan "tim nasi bungkus Jokowi" dan para simpatisan fanatik Jokowi yang berada di berbagai dunia maya (dumay).
Ternyata, isu buruh juga bisa berimbas simpati kepada kekuasaan seorang pemimpin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H