Siapa sangka kalau Ahok yang saat ini adalah wakil gubernur di Jakarta juga paham soal syuhada, yaitu mati syahid di jalan yang lurus saat bertugas. Sehingga ia dengan santai mengatakan kepada Najwa Shihab, Kamis (31/10) dinihari di MetroTV, bahwa baginya kematian merupakan sebuah keberuntungan. Ia pesan kepada sang istri, Veronica, agar bila ia mati jangan dikremasi atau dibakar, karena ia penganut Kristen yang taat dan minta tolong dibuatkan di batu nisan "Mati adalah keberuntungan" alias Hoki. Ini luar biasa, men!
Kami jadi ingat dengan kawan-kawan kami di lapangan yang pamer aksi di berbagai kesempatan urusan buruh dan politik juga mengatakan, "Kita mati, Syahid, dan mereka mati belum tentu syahid," sambil menunjuk target-target yang didemo.
Bahkan Ahok membaca soal kematian dirinya dan keluarga sejak ia menampilkan keberaniannya terhadap warga di Jakarta yang berani-berani melawan dirinya saat menggusur PKL di Tanabang. Dan kontan, lawan-lawannya yang punya kepentingan di bisnis "gelap" uang keamanan menjadi kecut dengan gertakan Ahok yang menunggu kematian bagi keluarga maupun dirinya. Ini benar-benar luar biasa! Ia patut disejajarkan dengan para pendahulu di negeri ini yang menjadi pahlawan bukan jadi pengecut apalagi pengkhianat di negeri ini.
Benarkah kematian itu adalah sebuah keberuntungan alias hoki? Mungkin yang sudah punya bekal banyak dengan segudang pahala belum tentu bisa menjawab pertanyaan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H