Pada Kamis (10/10) ini menjelang Jumat (11/10) kelabu besok ternyata di sebagian wilayah Propinsi Banten warga adem ayem saja, khususnya yang berada di Giant Supermarket di depan perumahan Villa Melati Mas, Serpong, Tangerang. Mereka seakan tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan besok terkait kesaksian Gubernur mereka, Atut yang akan dipanggil sebagai saksi atas kasus suap yang diduga dilakukan oleh adik kandungnya, Wawan yang juga terkait dengan tuduhan suap terhadap hakim Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Ada apa gerangan di negeri ini? Mereka tidak pernah cemas andai pemimpin mereka bakal menjadi saksi atau lebih dari sekedar sebagai saksi. Warga Banten tidak peduli apakah gubernur mereka akan diperiksa terkait dengan kepemilikan asset yang super fantastis selama 2 periode kekuasaan di tingkat gubernur dan sebelumnya sebagai wakil gubernur di Propinsi Banten. Hidup mereka seperti biasa. Kalangan menengah atas tetap sibuk dengan bisnis dan kerja-kerja mereka. Demikian pula menengah ke bawah tidak peduli akan apa yang terjadi atas pemimpin mereka. Yang paling kelas terbawah pun tidak akan peduli dengan nasib penguasa mereka, apakah terbebas dari jerat hukum atau tidak terkait kasus suap di Pilkada Kabupaten Lebak beberapa waktu lalu. Nampaknya, hidup berjalan seperti biasa. Rakyat tidak berharap banyak akan adanya pemerintahan korup di Propinsi Banten. Dan, ini juga terjadai di seluruh propinsi : mereka acuh tak acuh dengan pemimpin mereka yang akan mengalami nasib naas dalam putaran gerak roda pedati. Dan meski kondisi Banten masih ada 600.000 penduduk miskin di seluruh wilayah propinsi, rakyat masih tidak peduli dengan lambatnya perubahan karena adanya megalomania korupsi di berbagai lini pendidikan, kesehatan dan infra struktur lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H