Lihat ke Halaman Asli

Sutan Pangeran

Bersahabat

Ki Gendeng Pamungkas: Jangan Sontoloyo Soal Eksistensi KPK

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ki Gendeng Pamungkas tidak setuju dengan anggota Komisi III DPR RI Ruhut Sitompul yang memberi pendapat bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu turun tangan mengatasi pengepungan anggota Polri di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan alasan sudah cukup ditangani oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).

Ia menuding, pembiaranPresiden SBY pengepungan aparat Polri ke Gedung KPK ini sudah kebablasan. Terkesan sebagai pressure terhadap KPK, selain penarikan besar-besaran para penyidik di tubuh KPK dengan alasan sudah habis masa tugasnya.

Sebagai aktivis Gerakan Anti Korupsi dari Front Pribumi menilai, bila Presiden tetap membiarkan kekisruhan di KPK, maka akan menimbulkan preseden buruk, yaitu presiden dianggap tidak konsisten dalam memberantas korupsi. Memang benar,KPK itusebagai lembaga yang bekerja independen.Namun, hendaknya Presiden tidak diam saja begitu melihat "pelemahan” berbagai pihak yang saat ini mulai masuk dalam rancangan mengubah undang-undang KPK.


Penggiat antikorupsi dari Bogor ini menuding adalah sontoloyo bila Presiden SBY bersikap diam saja dalam aksi pengepungan aparat kepolisian di Gedung KPK untuk menjemput paksa salah satu penyidik KPK bernama Kompol Novel Baswedan.Tindakan puluhan polisi dari Polda Metro Jaya dan Polda Bengkulu mengepung KPK dengan dalih menangkap penyidik KPK yang bernama Kompol Novel Baswedan yang diduga melakukan penganiayaan terhadap tersangka hingga tewas di Bengkulu pada tahun 2004. Menurutnya, ini bisa menjadi indikasi ketidaksukaan terhadap prestasi KPK dalam memberantas polisi, terutama terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh anggota POLRI.

"Rakyat jangan mau dibodohi terus!  KPK itu sengaja diributkan untuk membuang ingatan PERAMPOKAN BANK CENTURY. Negeri ini semakin hilang arah, rakyat merasa paling berkuasa, rakyat  ber-opini untuk membela KPK, namun sesungguhnya (harus disadari!) kalau KPK adalah filter perampokan kelas istana negara yang melibatkan PRESIDEN dan BROKER CINA LOLENG . Kenapa tidak langsung saja ke istana negara dan TANGKAP SBY-BOEDIONO, kenapa harus ribut selamatkan KPK?" Tanya Ki Gendeng Pamungkas.

"Jangan-jangan para pembela KPK adalah kelompok mata satu (dajjal)? Kita harus sadar untuk selamatkan Indonesia tercinta,agar  TIDAK MENJADI ENDONESIA TERCINA!" Tandas KGP menutup interview.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline