Sastro sebenarnya bukan pemberani amat. Buktinya, ia takut saat di rumah kosong sendirian saat di Bogor. Sudah dua malam ini listrik di Kota Bogor mati. Dan ia jengkel sekali. Bukan karena keadaan gelap saja, namun karena marketing buku yang tengah dikerjakannya ke berbagai daerah mengalami jalan buntu. Dana Alokasi Khusus (DAK) memang membuatnya harus berkolaborasi dengan berbagai macam tipe orang.
Kali ini ia jengkel sekali dengan orang Aceh yang dinilainya cuma omong doang alias omdo. Meski mereka bersapaan dengan kata-kata sapaan halo "pejuang"--maklum si Aceh satu ini merupakan eks tentara.
Kamis sore saat ia pulang, ia dapatkan lampu lilin cuma ada 1 batang saja. Malam kelam dan sedikit rintik hujan. Ada pesan di BBM ia dapatkan ternyata si Aceh cuma menjanjikan saja membuka peluang datang atau bisanya tim sindikasi buku tempat Sastro bertemu di Aceh atau Jakarta. Namun, hingga kini belum terbukti.
"Brengsek tu orang, hanya janji-janji kosong tanpa penjelasan kapan akan realisasi pertemuan! Dasar tipu Aceh! " Umpat Sastro dengan geram.
"Kalau ada setan, jin, dan siluman saat ini bakal gue gebuk juga neh sekalian di sini!" ucapnya dengan geram. "Bahkan kalau ada kuntilanak, mau gue perkosa juga!"
Sastro membuka laptopnya dan segera menyalakan modemnya di atas ranjang tidur busa dengan kaki ranjang tebuat dari besi.
Srrrriittt!!! Tiba-tiba terdengar suara derit tempat tidur mengagetkannya. Sastro terkejut setengah mati!
"Hadddioooohhhh....setan, jin dan kuntilanak....Giiitttuuu aja dibawa ke hati seh? Gue cuma becanda kok!"
Sepanjang malam Sastro celingak-celinguk ke belakang saat mengetik di laptopnya. Ia seakan berharap, apa iya ada hantu di rumah yang ditumpanginya ini?
Televisi sengaja dipasang dengan suara keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H