Ini orang mungkin menjadi contoh orang sabar. Bayangkan, dua kali dihina namun tetap nyengir. Begini kisahnya, Jumat (4/5) Bebi diperlakukan bak penderita kusta. Hal itu dirasakan saat ia memasuki Bank Mandiri, salah satu BUMN papan atas, tiba-tiba ruangan antrian nasabah di bilangan Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan menjadi hening. Salah seorang office boy dengan atraktif menyemprotkan pengharum ruangan.
Bebi juga heran mengapa ia didahulukan mengantri, padahal antrian panjang sekali dan kok tiba-tiba saja ia mendapat "perlakuan" super istimewa. Padahal ia bukanlah nasabah primer?
Usai menyelesaikan urusannya di Teller, yaitu membayar tagihan First Media, ia didatangi Satpam. Dengan ramah sang satpam menyampaikan permintaan maaf atas tindakan istimewa yang diterimanya.
"Maaf, ya Pak. Perlakuan pegawai tadi. Ini tidak lain karena ada nasabah yang komplain tadi, katanya badan bapak mengandung BB (bukan Black Berry, pastinya). Nasabah tadi mau muntah. Kan bapak lihat, tadi ada orang yang membuang ludah ke luar ruangan dan membatalkan niatnya buat transaksi di sini?" Wajah satpam dipenuhi senyum saat mengatakan ucapan itu.
Kontan saja si Bebi merah padam mukanya. Langsung ia mendatangi petugas bank dan menyatakan protes tertulis. Semua kejadian diceritakan kepada guetuye. Dan guetuye sarankan, bila ada perdamaian, maka ajukan syarat sejumlah nominal seperti yang dilakukan Meriam Belliana atau contoh orang yang mengalami kasus perbuatan kriminal serupa.
Pada Rabu (9/5), Bebi diundang oleh pihak Bank untuk mengadakan dialog dan dijanjikan dipenuhi permintaan maaf tertulis yang diinginkan Bebi akan segera diberikan sambil dijanjikan akan dapat souvenir.
Janji bank ditepati, Selasa (15/5) si Bebi mendapatkan surat permintaan maaf dari Bank Mandiri disertai sebungkus sauvenir. Ketika dibuka di rumah, isinya CUMA BONEKA PANDA 2 unit!
Mendadakan si Bebi menyampaikan uneg-unegnya kepada guetuye. "Kenapa ya, gue cuma diberikan sebentuk boneka? Kalau tahu begini, mending gue ramaikan di koran Kompas!" Bebi cemberut.
Guetuye ngakak melihat klien gue satu ini. Dasar tambeng juga ini orang, sudah jelas kesalahan ada pada diri sendiri. Dihina kok maunya 2 kali. Pemberian boneka souvenir (pastilah stok lama buat nasabah) bukan saja "melukai" perasaannya. Namun, --lagi-lagi--karena kurang peka, maka ia dengan sabar cuma ketawa sambil nyengir!
Dihina kok mau 2 kali ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H