Tanah untuk rakyat, kata Bung Karno saat berbicara dengan Marhaen. Pacul, arit,dan tanah adalah "alat produksi". Bung Karno juga mengatakan, ia tidak anti modal asing, tetapi hendaknya modal asing hendaknya tidak menjadi "tuan" di negeri ini.
Jadi jelas, tanah tetap untuk rakyat. Pemodal/investor boleh menyewa tanah, membayar tanah dan membayar upah serta berbagi hasil dengan petani. Setiap tahun angkanya ikut naik sesuai untung yang diperoleh. Sehingga petani dapat sewa atas tanah, dapat upah dan bagi hasil.
Salam Marhaen!
***
Namun, kini sudah 33 hari petani di Pulau Padang, Kabupaten Meranti, Riau, bertahan di depan pintu gerbang DPR yang notabene adalah wakil partai tanpa jelas bagaimana nasibnya: tanah diserobot begajul Sukanto Tanoto melalui bisnis hutan tanaman idustrinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H