Lihat ke Halaman Asli

Sutan Pangeran

Bersahabat

Iing Anwarini: Bukafe Lahir Sebagai Alternatif Penerbit Besar Yang Sulit Ditembus Banyak Penulis

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik kisah sukses seorang pria pastilah sering ditemui seorang perempuan kuat yang membantu. Agaknya itulah yang dialami oleh Hermawan Sulistyo atau yang sering dipanggil sebagai Kiki. Seorang suami yang mempunyai seabrek-abrek aktivitas ini.
[caption id="attachment_131664" align="aligncenter" width="240" caption="Iing Anwarini: Bukafe lahir dalam idealisme membangun masyarakat gemar membaca dan menulis"][/caption]

Adalah Iing Anwarini yang menemani sukses seorang Kiki hingga menjadi Profesor Doktor dalam dedikasinya menjadi dosen di Universitas Nasional dan sederet prestasi lain, termasuk dalam produktivitas menulis buku sehingga sering dijuluki sebagai Profesor Riset. Menurut Iing—demikian ia suka disebut, bagaimanapun informasi bagus untuk masyarakat tidak ada mengenal kadaluarsa asal mampu menyajikan dengan baik pada tempat dan waktu yang tepat. Berasal dari kecintaan terhadap bukulah, sehingga dirinya dan suami membangun penerbitan dan toko buku, meski semula banyak orang yang meragukan mereka. Ini juga sebagai wadah bagi para penulis yang sulit masuk ke pasaran toko buku grup GM yang mempunyai aturan sharing keuntungan sangat ketat. Demikian pengakuan Iing kepada penulis, Kamis(22/9) sore di Bukafe, Jalan Duren Tiga No.88, Jakarta Selatan

Ia mengisahkan bagaimana CV. BUKAFE sampai eksis adalah karena terlecut dari “panas hati” melihat kebijakan penerbit besar Grup GM yang menguasai bisnis penerbitan dan percetakan buku serta konglomerasi toko buku di tanah air. Karena prihatin terhadap porsi keuntungan yang diambil oleh grup media massa tersebut, yaitu 52%, maka timbullah inisiatif untuk mendirikan sendiri penerbitan sekaligus toko buku.

Kiki sendiri mempunyai idealisme yang tidak diragukan lagi demi merangsang siapapun yang bisa menulis untuk meneribitkan buku-bukunya di Pensil 324—nama penerbitan yang menangani usaha penerbitan buku. Menurut Kiki, orang yang suka membaca barulah manusia "setengah sempurna" dan menjadi manusia "sempurna" apabila menulis dan membuat buku.

Mayoritas buku-buku karya Hermawan Sulistyo, sejak “pisah” dengan penerbitan Grup GM , kedua pasangan suami istri ini bahu membahu membangun penerbitan buku-buku bermutu dengan tim kerja yang solid. Satu jaminan Kiki, yaitu tidak ada satu karakter pun yang salah dalam tulisan di dalam buku yang dikarang dan yang sudah dipublikasikan. Ini demi merangsang penulis buku lainnya agar cermat dalam editing kata-kata dan kalimat di dalam buku. Ini merupakan garansi perfeksionis penulisan, bukan?
Siapapun Anda sekalian, apabila sudah mentok ingin menerbitkan buku dimanapun, maka dipersilakan untuk menghubungi Ibu Iing ataupun Kiki langsung. Atau dapat juga melalui tim marketing, Suta di nomor 083872701663. Saat ini, tim marketing tengah menggodok kemungkinan terbitnya buku baru Perang Air, Menggapai Hak Konsumen, karya JJ.Amstrong Sembiring SH MH yang diharapkan menjadi buku yang dapat sebagai acuan untuk melakukan Legal standing atau Class Action di Pengadilan Negeri di seluruh tanah air, apabila hak mendapatkan kebutuhan atas air bersih dan air minum terabaikan oleh Pemprop, Pemkab ataupun Pemkot. Isi buku menceritakan pengalaman dalam mengajukan gugatan kelas (class action) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 1 April 2003, dimana pada akhirnya gugatan dimenangkan oleh LSM Komparta, yang dibela oleh Pengacara Publik Amstrong Sembiring.

***** Rilis disingkat menjadi http://adf.ly/2mYDL




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline