Ada-ada ya! Sudah kalah melawan Tim Malaysia, warga Surabaya mendapat hiburan superlucu! Tapi, tetap saja bikin marah, bro! Kejadian ini dialami sopir ambulan Topa dan Kus, yang biasa mangkal di Kamar Mayat RSUD Dr. Soetomo,Surabaya. Karena ceroboh, mereka mengantar peti mati yang berisi mayat korban Miszoni (65), di rumah duka di Jl. Wonorejo Gg. IV/58, Surabaya Selatan tidak periksa terlebih dahulu. Akibatnyamereka pun menjadi amukan keluarganya dan warga setempat. Pasalnya, begitu usai disholati (sholat mayit) dan akan dikuburkan ternyata petinya kosong karena mayatnya tertinggal di kamar mayat, Minggu (27/11) siang. Menurut Topa, bermula Topa dan Kus disuruh Karno, pegawai kamar mayat untuk mengantar mayat membusuk kiriman dari Wiyung, Surabaya Barat sekitar Jam 10.00 WIB. Bau mayat yang membusuk disimpan ke kamar pendingin. Herannya, tanpa dinyana keluarga korban tidak mau membuka peti dan meminta langsung diangkut ke mobil tanpa dicek petinya dan langsung dibawa ke rumah duka di Wonorejo. [caption id="attachment_144960" align="aligncenter" width="387" caption="Kalau yang ini masih SEGER BUGER"][/caption] Sekitar pukul 12.00 WIB, mayat korban disholati terlebih dahulu di masjid. Setelah itu, mayat dikubur dengan diantar warga ke makam kawasan Simo Kwagean. Sedangkan Topa dan Kus kembali ke kamar mayat RSUD Dr.Soetomo, Surabayadan ongkang-ongkang kaki sambil menikmati rokok kretek. Sementara itu, sesudah disholati. Pihak keluarga mayat dan warga siap menguburkan mayat yang membusuk itu. Sesampai makam, ketika peti mati dibuka keluarga korban dan warga terkejut karena mayatnya tidak ada di dalam. Kontan saja, keluarganya berang kemudian peti dirusak dan menghubungi pihak kamar mayat. Begitu diterima petugas administrasi Bambang, ia mengakui bahwa mayatnya memang ketinggalan dan masih di ruang pendingin. “Ya, masih ada di sini, Mas mayatnya. Ketinggalan karena pihak keluarga tidak mau memeriksa peti karena baunya busuk,” jelas Bambang. Sementara Topa dan Kus baru ngeh setelah diberitahu Bambang. Sehingga kedua sopir dan kernet tersebut kembali mengantar mayat ke rumah duka. “Sesampai sana, saya dimarahi orang banyak karena mereka mensholati pepesan kosong, eh peti kosong,” tutur Topa sambil meringis kena sodokan warga yang geram dengan kecerobohan si sopir ambulans. Menurut pengakuan Toja, mereka bukan hanya dimarahi dan dituding-tuding dengan sejumlah sumpah serapahseisi Kebon Binatang Surabaya/ KBS (yang untung saja mulai berkurang jumlah binatangnya karena hari demi hari ada yang mati misterius).