Lihat ke Halaman Asli

Sutan Pangeran

Bersahabat

Izinkan Aku Menjadi Martir Dalam Sastrawan Angkatan Instant

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Heboh soal sastra instant hendaknya jangan mengganggu keinginan tuan dan puan untuk menulis. Nada yang diberikan INSTANT untuk karya di blog bagi sebagian yang berkuping tipis ternyata membuat marah. Tidak terhitung, seperti yang ditunjukkan oleh Thamrin Dahlan yang terlihat berang dalam sebuah komentarnya menanggapi “peng-anugerahan” nama SASTRA INSTANT bagi para penulis di blog kompasiana dan blog lainnya. Apa yang salah dengan nama INSTANT? Bukankah ada sarjana yang lahir dari nyambi menjual mie intant saat ia menjadi office boy? Atau, lihatlah betapa penting makanan instant ini saat gempa bumi dan bencana  lainnya? Sebagai tim relawan, SP  paham benar betapa korban bencana lebih suka menikmati mie instant ketimbang tidak mendapatkan makanan apapun dalam sehari dua musibah bencana alam terjadi. Lagi pula, bukankah segala yang instant sudah menjadi fenomena di tanah air dan dunia? Sehingga ada penyanyi yang lahir dari Indonesian Idol? Wikipedia telah memuat periodisasi, dimana secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:

  • Angkatan Pujangga Lama
  • Angkatan Sastra Melayu Lama
  • Angkatan Balai Pustaka
  • Angkatan Pujangga Baru
  • Angkatan 1945
  • Angkatan 1950 - 1960-an
  • Angkatan 1966 - 1970-an
  • Angkatan 1980 - 1990-an
  • Angkatan Reformasi
  • Angkatan 2000-an

Saat ini era internet memasuki komunitas sastra di Indonesia, sehingga meski banyak karya sastra Indonesia yang tidak dipublikasikan dalam bentuk buku namun dipublikasikan di dunia maya (Internet), baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit, maupun berbagai situs pribadi.

Bagi yang mau masuk dalam Angkatan SASTRA INSTANT, maka silakan menciptakan karya secepat-cepatnya untuk diposting dimana saja selain kompasiana.com atau situs lain serta blog pribadi sekalipun.

Bila tidak berkenan  atau tidak ada yang mau mengampanyekan pentingnya SASTRA INSTANT, maka izinkanlah SP menjadi sang pelopor karya instant itu. Tidak usah malu, sebab, kemerdekaan juga dicetuskan dengan INSTANT oleh pemuda-pemuda dari Menteng 31, dan di antaranya adalah AM Hanafi.

Sebagai bukti SP serius untuk memajukan dan mendorong lahirnya Angkatan Instant ini-- maka meski usia sudah tidak instant-- maka tidak salahnya SP menawarkan diri menjadi martir dalam masuk sebagai pujangga instant. Ikuti terus roman bersambung NIKAH MUDA yang diciptakan secara intant tiap hari bersamaan dibuatkan mie instant oleh staf di kantor.

Hidup sastrawan instant! Hidup pembaca instant! Hidup serba instant!

Pelopor Angkatan Instant  2010:  Sutan Pangeran

[caption id="attachment_141403" align="aligncenter" width="480" caption="Menghormati yang terdahulu lahir adalah budaya baik"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline