Lihat ke Halaman Asli

Sutan Pangeran

Bersahabat

Suara Kita Suara Hening

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa buku "Suara Kita Suara Hening" kini dicari orang?  Apakah isi buku itu sangat penting dalam menyampaikan kritik oto kritik? Atau karena yang membacanya mewakili elemen masyarakat? Seperti: [caption id="attachment_107600" align="alignnone" width="240" caption="Letjen (Purn) Kuntara, mantan Dubes RI di China"][/caption] [caption id="attachment_107601" align="alignnone" width="240" caption="Bambang Sulistomo, Dewan Integritas Bangsa"][/caption] [caption id="attachment_107603" align="alignnone" width="240" caption="Abdul Malik Rizal (Amrizal), pimpinan masyarakat mikro "][/caption] [caption id="attachment_108038" align="alignnone" width="240" caption="Suparman, pengusaha baru tambang "][/caption] Apa sebenarnya isi buku yang menjadi pemicu kemarahan aktivis di lapangan ini? Sampai saat ini  SP belum dapat menggali apa yang menjadikan buku ini menarik untuk dibaca.  Maklum, baru Jumat 20 Mei 2011 buku  SKSH di-launching di Jakarta Media Center (JMC), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline