Lihat ke Halaman Asli

Sutan Pangeran

Bersahabat

Bencana Bukan Halangan untuk ke Jerman

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_314904" align="aligncenter" width="217" caption="Irwan Prayitno versi google.com"][/caption] Perekonomian Indonesia di masa lalu dinilai sebagai salah satu yang paling dinamis dan terkuat di dunia. Bahkan, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi secara teratur positif, terbesar ketiga setelah China dan India. Sehingga wajarlah bila semua itu diupayakan untuk diraih kembali dengan mencari peluang baru dan tantangan dari dekade mendatang. Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman , Eddy Pratomo , Selasa (2/11)mengatakan, dengan sistem yang stabil politik dan sosial dan komitmen terhadap demokrasi, Indonesia telah mencatat pertumbuhan ekonomi secara teratur positif, terbesar ketiga setelah China dan India. Ini logis, mengingat ada 240 juta penduduk dan kelas menengah Indonesia tumbuh menawarkan pasar yang sangat menarik. Saat ini, Indonesia merupakan eksportir batubara terbesar dan pemimpin dunia dalam produksi minyak sawit, nomor tiga penghasil kakao, nomor lima di wilayah kopi, dan juga dilengkapi dengan deposito besar mineral seperti emas, tembaga dan bauksit. Dengan demikian, Indonesia tidak diragukan lagi merupakan mitra dagang penting dan sangat diperlukan dan salah satu tempat yang paling menarik di dunia untuk investasi. Dalam pengertian ini, mengundang lembaga Bahasa Indonesia di Jerman (duta besar Indonesia di Berlin dan Generalkonsulare dari Frankfurt dan Hamburg) ke Hari Kerja Indonesia dengan tema "perdagangan dan investasi di Indonesia muncul" dengan tujuan mengeksplorasi potensi daerah yang beragam Indonesia. Dalam event Hari Bisnis Indonesia di Jerman ini akan berisi wawancara pribadi dan pameran kecil produk Indonesia. Acara ini bertujuan untuk pengusaha dan investor, peluang ekonomi dan perdagangan di Indonesia - menunjukkan - terutama di propinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Hal ini juga menyediakan forum penting bagi pengusaha Jerman dan investor untuk mempelajari tentang kekuatan pusat ekonomi Indonesia dan untuk mendapatkan wawasan yang baik seperti ke kemungkinan perdagangan dan investasi di wilayah Indonesia. Kedatangan para gubernur itu sejalan dengan harapan Dubes RI Eddy Pratomo saat menyerahkan surat kepercayaan dirinya sebagai duta besar kepada Presiden Republik Federal Jerman, Horst Kohler di Istana Bellevue, pada April 2010 lalu. Eddy sempat menggarisbawahi perlunya kerjasama internasional untuk melakukan perbaikan sistem keuangan dunia termasuk langkah-langkah kebijakan stimulus. Sehingga kehadiran para gubernur dari 5 gubernur yang diundang datang ke Jerman diharapkan mendapat peluang kerjasama di berbagai bidang terutama sosial, eknomi dan lingkungan. Presiden Kohler saat itu juga mengharapkan kerjasama yang lebih erat baik secara bilateral maupun multilateral untuk mengatasi krisis dimaksud. Sebelum memulai tugasnya di Berlin, Dubes Eddy Pratomo menjabat sebagai Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Deplu (2006-2008). Eddy berharap para gubernur yang datang ke Jerman dapat menjalin kerjasama yang lebih baik lagi dengan pemerintahan Jerman. Sebelumnya terdengar kabar Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) menyayangkan kepergian Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ke Munich, Jerman. Di tengah tanggap darurat bencana tsunami Mentawai, masyarakat membutuhkan pimpinan. Namun, program kerja yang telah terjadwal sebelum gempa tentu tidak harus ditunda. Bencana bukanlah halangan untuk ke Jerman. Bukankah ada wakil gubernur yang mengurus aktivitas selama Gubernur Irwan ke Jerman? Semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline