[caption id="attachment_309152" align="alignnone" width="238" caption="aduuuuh, google.com"][/caption]
Duh!
Apa sebenarnya makna dari kebetulan itu,atau yang sering dimaknai sebagai sesuatu yang tidak disangka-sangka atau yang tanpa direncanakan? Kebetulan kadang ditafsirkan sebagai sesuatu yang oleh karena faktor-faktor diluar kemauan diri kita terjadi tanpa diduga sebelumnya. Mungkinkah manusia yang lahir kaki lebih dahulu (lazimnya kepala dulu) juga mempunyai keberuntungan yang kebetulan? Sebagaimana manusia yang di dalam kandungan ibunya mengalami “terlilit tali pusat” sehingga ia menjadi cantik dan menawan dipandang? Duh!
Ini semua adalah rahasia Allah. Dan SP menyukai membicarakan ini, karena banyak pendapat yang mengatakan tentang makna “kebetulan”. Menurut Mama SP selama dalam kandungan beliau rajin membaca QS 12:111 ayat. Lama kemudian SP tahu mengapa beliau menginginkan kelahiran anaknya sebagaimana rupa yang diinginkan semasa hamil. Duh!
Di dunia ini setiap hari lahir, timbul atau muncul yang namanya kejadian yang membawa keberuntungan dan juga kemalangan. Sehingga kadang manusia bila menerima keberuntungan, selalu menganggap bahwa hal itu adalah berkah (pahala) dari perbuatan baik. Demikian pula bila mendapat kemalangan, maka ia akan mengatakan sebagai kebetulan saja. Benarkah ada yang namanya kebetulan? Mengapa bila mendapatkan balasan baik selalu ditafsirkan sebagai suatu hal yang kebetulan terjadi, sedangkan bila mendapatkan kemalangan menimpa, orang juga tidak menganggap bahwa hal tersebut adalah balasan dari perbuatan jahat mereka, malah menafsirkan kemalangan tersebut sebagai kejadian yang kebetulan belaka? Duh! Didunia ini tidak ada yg kebetulan. Mana ada yg kebetulan! Bila ada orang yg menyebut kebetulan itu orang yg tidak bertuhan. Bahkan saat lensa kamera mengambil gambar ini pun, tidak kebetulan, kok. [caption id="attachment_309128" align="alignnone" width="145" caption="sengaja diambil di google.com"][/caption] (Walau, memang gaya memungutnya itu loh....yang membuat kebetulan ketengok dari sang pencari (SP) untuk meng-copy). Esensi kebetulan tidak ada, lahir bukan kebetulan, kitapun hidup di zaman ini bukan kebetulan, kita menjadi pribumi atau bukan pribumi juga bukan kebetulan, orangtua kita muslim atau tidak juga bukan kebetulan,kitapun saling mengenal di KPS ini bukan kebetulan, bahkan saat ini kita masih hidup bukan pula kebetulan. Termasuk, Mbah Maridjan wafat 27 Otober 2009 bukan karena kebetulan berjumlah 9 (2 + 7), karena menurut sang penghitung (SP), kematian Mbah Maridjan adalah pada angka 8 ! Duh! Nah, mereka yg telah wafat bukan kebetulan, semua atas KehendakNya….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H