Lihat ke Halaman Asli

Sutan Pangeran

Bersahabat

Bila Hanya Membangun Fisik: Generasi Islam Menjadi Lemah

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_255313" align="alignnone" width="259" caption="Mesjid Kubah Emas"][/caption] Sekitar pukul11-an Sabtu(11/9) datanglah saudara-saudara tiriku ke rumah ibuku yang terletak duapuluh sembilan kilometer dari Jakarta. Setelah beramahtamah dan memasuki waktu zhuhur, kami memasuki langgar (mushola) dan kemudian sholat berjamaah siang itu. Selesai sholat berjamaah kami kembali ke rumah untuk melanjutkan perbincangan. Saudara tiri tua menanyakan, mengapa tidak memakai speaker saat adzan tadi?  Saya menjawab bahwa suara speaker adzan sudah bergaung  dimana-mana dalam jarak yang singkat dan bersamaan atau bertaut-tautan. Kebetulan speaker memang dikunci dalam lemari oleh pengurus mesjid yang entah kemana saat itu(kami hanya sholat bertiga siang itu). Lagi pula, sholat berjamaah kan bagi yang merasakan keperluannya saja. Coba lihat, di desa itu bisa jadi kalau dibiarkan tiap RT akan punya mushola. Lebih banyak gedung yang dibangun daripada manusianya, akibatnya kadang tidak ada yang memakai mushola, karena tidak ada yang datang untuk sholat. Inilah satu kelemahan umat Islam, mereka lebih suka membangun fisik bukan mental manusianya: akibatnya generasi Islam menjadi lemah. Bandingkan dengan keadaan di Mesjid Agung Sunda Kelapa (MASK) waktu Jumat 10/9) sholat Iedul Fitri , 1 Syawal 1431 Hijriah. Kondisi sangat ramai karena jamaah datang dari berbagai wilayah Jakarta. Bahkan ada orang asing muslim yang datang  berasal dari kalangan atase kedutaan atau ekspatriat. Ketua Yayasan MASK , Aksa Mahmud melaporkan pada jamaah bahwa pihaknya telah menyampaikan usulan kepada Gubernur Pemprop DKI Jakarta Fauzi Bowo agar seluruh mesjid di Jakarta  hendaknya dipimpin oleh imam yang hafizd Qur'an. Untuk itu pihaknya mendorong Pemprop membantu dalam segi pendanaan bagi kepentingan pembangunan mental spitual warga Jakarta. Nah, yang terakhir ini  masih dapat diterima akal: bahwa membangun manusianya lebih penting dibanding membangun fasilitas tapi membuat kosong bangunan yang tersedia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline