Dunia dan khususnya Indonesia saat ini tengah memasuki masa-masa sulit akibat pandemi corona (Covid-19). Di saat-saat seperti ini, penting solidaritas dari seluruh elemen negara untuk bangkit dan keluar dari keadaan ini.
Sudah saatnya juga, para pemangku kepentingan di negeri ini sejenak melepaskan ego sektoral dan politik serta bersatu-padu dalam gerakan kemanusiaan bersama melawan Covid-19.
Namun, istilah harapan tidak selamanya sesuai dengan kenyataan masih berlaku di Indonesia saat ini. Dari struktur Satgas Covid-19 bentukan DPR, masih terlihat dan atau diskemakan seolah-olah ada kubu-kubuan. Terkesan, koalisi bersatu dan oposisi silahkan cari jalan sendiri.
Berikut struktur Satgas Covid-19 bentukan DPR yang banyak diberitakan pagi ini:
Ketua Dewan Pengawas Puan Maharani (PDIP)
Anggota: Aziz Syamsudin (Golkar), Rachmat Gobel (NasDem), Arsul Sani (PPP)
Koordinator Sufmi Dasco Ahmad (Gerindra), Wakil Koordinator Ahmad Sahroni (NasDem), Kepala Staf dan Sekretaris Putih Sari (Gerindra)
Deputi di 11 bidang diisi Adies Kadir (Golkar), Amir Uskara (PPP), Sari Yulianti (Golkar), Emanuel Mekindes Lakalena (Golkar), Wihadi Wiyanto (Gerindra), Arteria Dahlan (PDIP), Habiburokhman (Gerindra), Ahmad Rizki Sadiq (PAN), Faisol Reza (PKB), Mochamad Nabil Haroen (PDIP), dan Fauzi H. Amro (NasDem).
Dari struktur ini terlihat minus PKS dan Partai Demokrat di dalamnya. Barangkali bagi PKS dan Partai Demokrat yang telah lebih dulu terjun langsung membantu masyarakat 'melawan' Covid-19, mungkin tidak jadi masalah masuk atau pun tidak masuk dalam struktur Satgas Covid-19 bentukan DPR. Namun, hal ini tetap saja menimbulkan tanda tanya besar di benak publik.
Mengutip pemberitaan yang ditulis Pinter Politik dengan judul "PKS-Demokrat Bersinar Di Tengah Corona", PKS dan Demokrat sukses mematahkan stigma negatif keterkaitan partai politik (parpol) dengan masyarakat hanya sebatas mekanisme transaksional.
Dua parpol ini sukses menerapkan dua karakter positif dari political marketing dengan konsep moral relativism. Adapun dua karakter tersebut yaitu karakter struktural (implementasi kepemimpinan dan oragnisasi yang terstruktur), serta proses (implementasi nilai yang baik).
Diketahui, PKS memberikan bantuan penanganan Covid-19 dengan memberikan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis melalui Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Agus Harimurti Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat juga memberikan komando kepada seluruh kader partai, terutama yang menjadi kepala daerah dan anggota legislatif untuk melakukan aksi nyata dengan cara menghimpun dan mendistribusikan bantuan, bagi para pekerja medis dan masyarakat secara intensif, masif, dan terkoordinasi. Dengan komando AHY itu, secara organik partai di daerah langsung gerak cepat mendistribusikan bantuan berupa sembako, masker, APD, hingga hand sanitizer kepada berbagai kalangan masyarakat yang membutuhkan.
Bersinarnya PKS dan Demokrat sebenarnya bukan menafikkan keberadaan partai lain seperti PDIP, Golkar, NasDem, PAN, PPP, dan PKB yang sebenarnya melakukan hal yang sama.
Namun, tidak seperti PKS dan Demokrat yang dalam implementasinya bersifat struktural, penerapan dari partai-partai tersebut terlihat hanya bersifat sporadis.