Lihat ke Halaman Asli

HG Sutan Adil

Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Benteng Ujung Tanjung Muara Rawas, Benteng Kedua Kesultanan Palembang Darussalam di Musi Banyuasin

Diperbarui: 1 November 2023   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Perang Benteng // Sumber: Sutanadil Institute

BENTENG UJUNG TANJUNG MUARA RAWAS, Benteng Kedua Kesultanan Palembang Darussalam di Musi Banyuasin

Oleh : HG Sutan Adil

Setelah Benteng Pertahanan di Dusun Bauaya Langu diduduki dan dibakar Inggris, Sultan Mahmud Badaruddin (II) Pangeran Ratu atau SMB II mundur ke uluan di daerah Muara Rawas. Beliau bertahan di sana dengan membuat Benteng Pertahanan besar bernama Ujung Tanjung dengan perlengkapan senjata lengkap pula seperti ; Meriam dan Senjata Modern lainnya saat itu.

Di Benteng Pertahanan Ujung Tanjung Muara Rawas ini, SMB II menghimpun orang Uluan dan banyak juga dibantu oleh orang melayu dari Jambi dan Minangkabau yang berpengalaman dalam perang sebelumnya. Maka sejak itu Inggris tidak lagi berkeinginan untuk menyerang.

Sebaran Benteng Pertahanan Kesultanan Palembang Darussalam di Sepanjang Sungai Musi // Sumber: Sutanadil Institute

Sejak saat ini Antara Uluan dan Iliran sudah mulai dikenal adanya Sultan Ulu yang diindentikan dengan Sultan Mahmud Badaruddin Pangeran Ratu dan Sultan Ilir yang dikenal sebagai Sultan Ahmad Najamuddin Diahuddin atau Sultan Ahmad Najamuddin II (SMB II).

Untuk menjaga keamanan di wilayah iliran, maka Sultan Ilir juga membuat benteng pertahanan di sebelah ilir dari daerah Muara Rawas. Benteng Pertahan ini berfungsi untuk mencegah jikalau Sultan Ulu akan milir dan membuat penyerangan kembali.

Untuk itulah Sultan Ilir memerintahkan untuk memblokade wilayah uluan agar tidak ada boleh milir, tetapi jika orang Ilir boleh masuk ke Uluan, sehingga tas kebijakan ini maka sering terjadi perselisihan dengan orang dari Sultan Ulu. Hampir setiap hari sering terjadi bentrokan dengan melibat senjata modern dan tradisional di kedua belah pihak masing masing Benteng Pertahanan.

Masih berdasarkan Naskah Kuno Hikayat Palembang (Cod.Or. 2276C), setelah lebih Dua Tahun Berlalu bertahan di Uluan,  datanglah  seorang Priyayi dari Palembang bernama Kemas Muhammad Hanafiyah untuk bertemu dengan Sultan Uluan. Dengan alasan untuk bertemu dengan saudara yang menjadi istri Sultan, maka beliau diizinkan Sultan Ilir untuk berkunjung ke Sultan Uluan.

Atas kedatangan tamu dari Palembang ini, Sultan Ulu dan Kemas Muhammad Hanafiyah bersepakat untuk membuat suatu rancana untuk berdamai dengan Inggris. Atas kesepakatan ini, nantinya Kemas Muhammad Hanafiyah dijanjikan untuk dijodohkan dengan salah satu anak beliau jika bisa membantu Sultan Ulu bisa kembali lagi mengambil alih tahta di Palembang dan tentu saja akan dijadikan saluh satu pejabatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline